BANYUWANGI, BALIPOST.com – Cuaca di penyeberangan Selat Bali, akhir-akhir ini mulai memburuk. Dua hari berturut-turut musibah menimpa dua kapal yang berlayar dari Ketapang – Gilimanuk.

Mengantisipasi kecelakaan laut, Satpolair Banyuwangi menambah jadwal patroli di perairan. Fokusnya mengawal kapal ferry yang berlayar.

Kasatpolair Polres Banyuwangi AKP Subandi menjelaskan dalam kondisi normal, pihaknya selalu siaga mengawasi aktivitas pelayaran Selat Bali. Apalagi, ketika cuaca tak bersahabat. “Kita sekarang lebih waspada. Cuaca Selat Bali mulai tak bersahabat. Kita tingkatkan jadwal patroli,” kata AKP Subandi, Sabtu (3/6).

Baca juga:  Jadwal PKB, Sabtu 7 Juli

Patroli menggunakan kapal berlambung KP X-1033 milik Satpolair. Dijelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti PT ASDP, Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan (OPP) dan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan (UPP) untuk meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pelayaran di Selat Bali. “Jadi, kita saling mengingatkan, saling kontrol. Terutama memperketat prosedur pelayaran kapal,” jelas mantan Kasubag Humas Polres Banyuwangi ini.

Pihaknya meminta UPP atau Syahbandar lebih teliti menerbitkan surat izin berlayar (SPB). Artinya, jika tak standar, harus berani menegur kru kapal. Lalu, operator kapal wajib memantau krunya agar tak mengabaikan standar keselamatan pelayaran.

Baca juga:  September 2024, Proyek Kereta Bawah Tanah 'Bali Subway' Dimulai

Salah satunya, mengikat kendaraan ketika berlayar. “Lasing atau mengikat kendaraan saat berlayar itu wajib dipatuhi. Memang sepele, tapi fungsinya sangat vital, menjaga keselamatan,” jelasnya. Menurut Subandi, ombak tinggi bisa menggulingkan kendaraan dalam kapal ketika berlayar. Seperti yang terjadi, Kamis (1/6).

Empat kendaraan terguling di dalam KMP Pratihta IV. Insinden ini bisa saja memicu tenggelamnya kapal akibat muatan tak seimbang. Insiden juga terjadi, Jumat (2/6). KMP Maritim III kandas akibat terseret arus ketika hendak bersandar di Pelabuhan Gilimanuk.

Baca juga:  Bergerak Memperkokoh Desa Adat

Tak kalah penting, kata Subandi, seluruh operator pelayaran memperhatikan kondisi cuaca di Selat Bali. Caranya, memperhatikan prediksi cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi. “Intinya, semua komponen harus saling waspada. Jangan sampai kecelakaan laut terjadi lagi di Selat Bali,” pungkas Subandi. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *