NUSA DUA, BALIPOST.com – Acara famtrip golf untuk travel agent dari Korea Selatan (Korsel) yang digelar Bali Fantastic Holiday sejak 29 Mei hingga 1 Juni berakhir memuaskan. Acara yang didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini selain diikuti 15 travel agent Korsel, juga mengajak beberapa instruktur golf dari Korsel.
Presiden Direktur Bali Fantastic Holiday, Baromeus Gosal mengatakan, potensi wisata golf di Indonesia sangat besar, destinasi dan fasilitasnya jauh di atas negara-negara di ASEAN. Hanya saja, menurutnya promosinya yang harus digencarkan keluar agar tidak kalah terkenal dari negara tetangga.
“Untuk nama kita masih kalah dengan negara-negara sekitar, tapi untuk destinasi dan fasilitasnya kita unggul, ditambah di Indonesia bisa main kapan saja tidak terhalang musim. Karena itu kami bersama lima lapangan golf bekerja sama melakukan sales mission ke berbagai negara di dunia. Saat ini gilirannya Korea Selatan,” ujar Bosal saat ditemui di Bali Nasional Golf Club di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/6).
Adapun kelima lapangan golf yang sedang dipromosikan aadalah Bali Nasional Golf Club, Handara Golf & Resort, Bukit Pandawa Golf, Bali Nirwana Golf, dan New Kuta Golf. Bosal mengaku, pegolf-pegolf dunia sengaja diajak main golf di Bali karena lebih mudah untuk mengawalinya.
“Pertama kita ajak ke Bali dulu karena mudah. Nanti kita akan perkenalkan juga destinasi-destinasi golf yang ada di Indonesia. Karena di Indonesia ini ada banyak sekali lapangan golf yang bagus-bagus dan termasuk murah,” ungkap Bosal.
Sejak hari pertama menginap di Hotel Ayodya, Nusa Dua, Bali, peserta fam trip sudah terlihat menikmati aneka hidangan kuliner khas Bali. Nuansa makan malam yang romantis dengan penerangan candles light, mereka terhipnotis dengan hiburan tarian-tarian adat Bali.
Besoknya, di pagi hari, peserta terlihat semangat bersiap-siap bermain golf di Bali Nasional Golf Club. Di lapangab golf yang sudah berstandar internasional ini, mereka mendapatkan pelayanan yang memuaskan baik dari para caddy yang professional dan sajian hidangan makan siang yang menggiurkan. Semua merasakan puas bermain di lapangab golf yang luasnya sekitar 100 hektar ini.
Malam harinya, peserta fam trip dijamu makan malam yang difasilitasi Kemenpar di restoran Bubu yang lokasinya tidak jauh dari hotel. Menikmati aneka hidangan seafood, tak jarang pula mereka mendiskusikan bisnis.
Dalam setahun ini, Bosal mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan delapan kali fam trip. Yang didatangkan sebelum dari Korsel, ada dari Australia, China, India, Jepang dan beberapa negara Eropa. Khusus Korsel, menurut Bosal adalah pasar wisman golfer yang sangat besar saat ini.
“Korsel saat ini merupakan yang terbesar kedua di Asia pemain golfnya, ada 3,5 juta pegolf. Jepang afa 7 juta pegolf, China 3 juta pegolf dan negara-negara Asia lainnya masih lebih sedikit jauh di bawah Korsel,” papar Bosal.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Perjalanan Insentif Kemenpar Hendri Karnoza mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk upaya dalam promosi pariwisata Indonesia, khususnya wisata Golf dengan mengundang travel agent yang bisa mendatangkan wisatawan golf asal Korea.
“Langkah ini merupakan strategi promosi pariwisata untuk mempromosikan wisata golf. Apalagi Indonesia memiliki banyak lapangan golf bertaraf internasional yang tersebar di berbagai wilayah, sehingga Indonesia potensial menjadi destinasi wisata golf dunia,” kata Esthy.
Esthy juga memaparkan, jika Industri pariwisata golf semakin tahun semakin berkembang. Bahkan Pulau Bali namanya makin berkibar lantaran destinasi golfnya terbaik di Asia. Infrastruktur di Pulau Bali sudah sangat sempurna untuk menjadi destinasi internasional terbaik di Asia.
“Dalam kurun waktu 5 tahun, Pulau Bali memiliki hampir keseluruhan aspek dari destinasi favorit yang sempurna. Bali juga selama ini dikenal sebagai lokasi wisata golf dengan lapangan berstandar internasional sekaligus posisi yang amat strategis dari sisi dukungan kemudahan bisnis. “Upaya ini sekaligus untuk mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata yang aman, menarik, dan berpotensi khususnya untuk wisata golf,” ujar Esthy.
Hendri menambahkan, sasaran dari fam trip ini adalah feedback di bulan November yang merupakan musim liburan di Korsel. Karena yang diundang ini ada dari akademi dan instruktur, diharapkan para murid mereka akan bermain golf di Indonesia saat liburan.
“Peserta fam trip ini bakal mendatangkan sekitar 400 orang untuk bermain golf di Indonesia. Mungkin yang disasar masih Bali, tapi kami akan berusaha mempromosikan destinasi-destinasi golf lainnya yang ada di Indonesia pada mereka,” ujar Hendri.
Dalam event ini, lanjut Hendri, salah satunya adalah target untuk kerjasama dengan Korea, yaitu kerjasama dengan Golf Academy dan Summer Winter Camp yang merupakan memanfaatkan iklim yang ada di indonesia.
“Karena itu yang dihadirkan dalam fam trip salah ada profesor golf instructor dari Hanyang Golf University Korea. Dian Kelly dari Indonesia sebagai praktisi dan golf amatir telah menjalin kerjasama serta Daniel Koo dari Korea sebagai consultant dan fasilitator Indonesia-Korea,” tambah Hendri.
Hendri optimistis bakal banyak pegolf-pegolf asal Korsel dan negara lain datang bermain di Indonesia setelah promosi secara gencar dilakukan. Apalagi, sebentar lagi ada direct flight dari dua maskapai penerbangan Korsel ke Indonesia yaitu Korean Air dan Jin Air.
“Setelah direct flight itu terealisasi, akan berbondong-bondong pemain golf asal Korsel itu datang main di sini,” tukas Hendri.
Wisata golf mulai dikembangkan oleh Kemenpar untuk pasar pariwisata di Indoensia. Hal itu setelah sukses menggelar kegiatan promosi golf Indonesia dengan Sales Mission Golf di Asia Timur tahap ke-2 di Seoul, Korea Selatan pada 24 Mei 2017 lalu.
Menpar Arief Yahya membenarkan soal golf yang mulai digemari anak muda di Korea. Menurutnya, Indonesia itu surganya para pegolf. Lapangannya bagus, kelasnya pun sudah berstandar dunia. Yang lebih penting, golfer bisa main sepanjang tahun, karena lapangan golf di Indonesia tidak banyak terpengaruh oleh musim.
“Modal atraksi wisata golf di Indonesia juga sudah sangat kuat dan berkelas. Lapangannya lebih keren daripada yang ada di Bangkok, Thailand sekalipun. Saya kira, meskipun bagi masyarakat Indonesia green fee untuk bermain golf bagi kita mahal, tapi buat standar uang mereka, tergolong murah sekali. Inilah yang membuat kita dorong sport tourism golf ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.
Golf menurut dia, olahraga yang pasarnya adalah komunitas. Mereka Komunitas golf ini hobinya mencoba langan satu dengan lainnya, dan memperbincangkan dari mulut ke mulut. Penasaran itu diawali dari sini. (kmb/balipost)