BANGLI, BALIPOST.com – Warga di Dusun Kayuselem Desa Songan, Kintamani selama ini lebih memilih mendapatkan pelayanan kesehatan ke wilayah Karangasem dibandingkan ke Puskesmas Kintamani V. Hal itu disebabkan karena kondisi infrastruktur jalan di dusun setempat menuju tempat Puskesmas Kintamani V sudah rusak parah dan nyaris tak bisa dilalui kendaraan terutama roda empat.
Kepala Dusun Kayuselem I Komang Catur Yasa mengakui kondisi itu Minggu (4/6) kemarin. Dia mengatakan kerusakan jalan di Dusun Kayuselem yang sudah terjadi sejak lebih dari lima tahun terakhir menyebabkan sebagian besar warga di dusunya memilih mencari pelayanan kesehatan di Karangasem. Hal itu terbukti saat terjadinya kasus keracunan Kamis lalu, dimana warga lebih memilih melarikan anggota keluarganya ke Rumah Sakit Pratama yang berlokasi di Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu Karangasem dibandingkan ke Puskesmas Kintamani V.
“Kalau dibawa ke puskesmas Kintamani susah, karena jalannya rusak parah sangat sulit dilalui kendaraan roda empat. Sementara dalam satu keluarga yang mengalami keracunan ada dua sampai tiga orang yang mengalami keracunan. Karena kondisinya urgen, warga lebih memilih ke Karangasem dari pada ke Puskesmas Kintamani V walaupun dari segi jarak lebih dekat ke puskesmas,” terangnya.
Catur menyebutkan panjang jalan di Dusun Kayuselem yang kondisinya sudah rusak parah mencapai kurang lebih 5 kilometer. Tak hanya di Kayuselem, kerusakan jalan terjadi mulai dari Dusun Bantas hingga Dusun Pradi. “Tapi yang paling parah di Kayuselem dan Bukit Tungtung,” ujarnya.
Untuk memperbaiki jalan rusak tersebut pihaknya selama ini mengaku sudah mengajukan usulan perbaikan ke pemerintah kabupaten melalui mursenbangdes dan musrenbangcam. Akan tetapi hingga saat ini kerusakan jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten itu tak kunjung mendapat perbaikan. Pemkab, kata Catur, selama ini beralasan belum bisa memperbaiki jalan rusak di wilayah balik bukit karena medannya sulit. “Alasannya selama ini banyak, karena medannya sulit, tidak ada yang mau garap, dan alasan anggaran yang sedikit,” ujarnya.
Terakhir pihaknya juga mendapat informasi bahwa sebagian anggaran perbaikan jalan Hulundanu-Kayuselem tahun ini akan dialihkan untuk memperbaiki senderan longsor di Banjar Bantas. “Kalau itu dialihkan ya otomatis sisa perbaikannya 600 meter tidak akan sampai ke Kayuselem,” katanya.
Lanjut dikatakan Catur Yasa, lantaran tak kunjung mendapat perbaikan dari pemerintah, warga setempat selama ini terpaksa melakukan perbaikan dengan cara menambal jalan yang rusak menggunakan semen secara swadaya. Terakhir, perbaikan jalan swadaya dilakukan oleh warga pada Jumat lalu pasca musibah keracunan terjadi. “Material berupa semen, pasir, air termasuk penggarapannya dilakukan oleh masyarakat bahkan tak sedikit masyarakat yang gotong royong adalah RTM (rumah tangga miskin),” ungkapnya. (dayu rina/balipost)