NEGARA, BALIPOST.com – Kawasan obyek wisata Pantai Medewi, di Kecamatan Pekutatan mulai ditata. Wisata pantai berbatu dengan daya tarik Surfing ini sempat terpuruk lantaran tergerus abrasi.
Bukan saja di daratan tempat wisata, abrasi juga merenggut tanah yang biasa digunakan untuk tempat mekiis. Tahun ini perbaikan mulai dilakukan melalui pembangunan senderan batu amor.
Pengerjaan sudah dimulai dilakukan di sisi Barat pusat pantai. Tanah yang dilindungi senderan ini merupakan tempat untuk mekiis masyarakat Desa Pekraman. Tetapi lantaran anggaran yang terbatas, panjang senderan ini juga belum mencakup semua hingga ke pusat obyek.
Perbekel Medewi, I Komang Suartika saat ditemui disela-sela pemantauan bersama Babinkamtibmas mengaku bersyukur adanya pembangunan senderan yang sudah diharapkan sejak awal itu. “Sejak munculnya abrasi, masyarakat mengharapkan adanya pelindung pantai. Selain sebagai obyek wisata, disini juga ada tempat mekiis,” tandas Suartika.
Ketika pantai hancur tergerus abrasi, akan berdampak besar bagi kunjungan wisatawan. Medewi merupakan kawasan obyek wisata yang paling populer dan banyak dikunjungi wisatawan khususnya mancanegara. Selama ini keluhan sering muncul dari wisatawan dengan kondisi pantai Medewi dampak abrasi tersebut.
Selanjutnya, setelah senderan berfungsi, desa menurutnya akan menata kembali kawasan sehingga lebih menarik. Pihaknya juga berharap agar panjang senderan bisa dilanjutkan hingga di pusat pantai sehingga jalan tersambung.
Kendati kondisi pantai ini berbatu, Medewi merupakan salah satu obyek wisata yang menyumbang kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak di Jembrana.
Dari pengamatan di lokasi, pengerjaan mulai dilakukan dengan mendatangkan batu-batu amor. Pembangunan pengaman pantai ini senilai Rp 2,7 miliar dari APBN di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dirjen Sumber Daya Air dikerjakan PT Anindyaguna-PT Tri Manunggal Sakti (KSO). Kendati ada pengerjaan, sejumlah turis mancanegara yang berkunjung terlihat beraktivitas. (Surya Dharma/balipost)