AMLAPURA, BALIPOST.com – Penampilan dolanan menutup pra-PKB di Karangasem, Sabtu (3/5) malam. Mengangkat istilah Bali lawas “Angkaban Barong Somi”, dolanan yang digarap apik di Kecamatan Rendang ini, tampil atraktif dan menghibur penonton.
Angkaban Barong Somi, ungkapan Bali lawas yang mengacu pada sikap menang gertak atau “gedenan geem”, tetapi tidak pernah terjadi akibat gertakan itu. Cerita ini kemudian tergarap dalam dolanan ini, yang membingkai kompleksitas kehidupan anak bangsa.
Ide ini datang dari seniman I Dewa Gede Alit Saputra. Menurutnya, ide cerita ini memang terasa konyol. Tetapi, hikmah dari dolanan ini adalah sebuah pembelajaran bahwa tidak boleh berbuat sombong, ingin menggertak siapapun. Apalagi ingin berbuat culas untuk kepentingan diri sendiri.
Dia menyiapkan dolanan ini bersama penata gerak I Dewa Nyoman Putra Ari Natha, Penata Tabuh Iringan Ida Bagus Made Widnyana dan Penata Busana Kayonan Dua Collections. Dolanan ini semakin lengkap dengan iringan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Githa Yowana Swara, dari Banjar Muku, Desa Rendang, Kecamatan Rendang. Tampil selama lebih dari 40 menit, dolanan ini cukup menghibur penonton.
Sebab, selain membawakan candaan khas masa kanak-kanak, dolanan ini juga menampilkan kritik-kritik sosial yang kini mewarnai kehidupan masyarakat. Seperti isu pungli yang dibawakan ringan ala anak-anak, tanpa terlihat menghafal.
Alit Saputra menegaskan, penampilan dolanan yang begitu atraktif ini hanya efektif latihan dua minggu. Ini tergolong cepat, untuk menata hasil karya seni yang melibatkan puluhan anak-anak.
Ia mengaku mempunyai metode tersendiri untuk melatih anak-anak. Menurutnya, anak-anak akan cepat mengerti bila model latihan yang diberikan, terasa menyenangkan, layaknya mereka saat bermain dengan teman-temannya. Dengan demikian, ide cerita cepat diserap setiap anak sesuai perannya. (Bagiarta/balipost)