GIANYAR, BALIPOST.com – Pasca penggrebekan bandar narkoba di Akasaka dengan barang bukti 19 ribu butir ekstasi, Kapolda Bali Irjen. Pol. Petrus R. Golose memerintahkan jajarannya untuk membidik seluruh tempat hiburan serupa. “Banyak tempat sejenis dan harus mulai disasar operasi oleh seluruh personil,“ perintah jendral bintang dua dipundaknya di sela kunjungan kerja ke Polres Gianyar, Selasa (6/6).
Kapolda Bali menegaskan bahwa polisi tidak akan mentolerir kejahatan narkotika, terlebih pasca penggrebekan dengan barang bukti sampai 19 ribu butir ekstasi itu, rencananya diedarkan di Bali. “Saya tidak mau tolerir kejahatan narkotika, apalagi di Bali sebagai daerah destinasi. Bayangkan kalau jumlah 19 ribu itu diedarkan, pasti akan merusak masyarakat kita,” ujarnya.
Menurutnya, penggrebekan itu juga membantah kabar yang selama ini menyebut Akasaka tak tersentuh aparat kepolisian. Irjen Petrus juga meminta agar wisata yang berlokasi di simpang enam Jalan Teuku Umar itu ditutup. “Katanya Untouchable (tidak tersentuh – red), buktinya aparat kepolisian kita berhasil, dan sekarang saya kapolda disini, saya perintahkan agar itu (Akasaka-red) ditutup,” tegasnya.
Dikatakan dari hasil penyergapan yang dilakukan tim Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri, polisi masih melakukan pengembangan guna memastikan adanya tersangka baru. “Sekarang masih dilakukan pengembangan mencari tersangka yang lain, termasuk jaringannya. Yang jelas tidak ada yang kebal hukum untuk masalah narkotika,” tegasnya.
Kapolda juga mengakui peredaran narkotika di Bali sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan Jendra kelahiran 27 November 1965 ini menyebut 60% masyarakat Bali sudah berprofesi sebagai kurir narkoba. “Lebih dari 60 % orang Bali sudah menjadi kurir, sehingga kita lakukan operasi pekat ini dengan terstruktur dan terkendali,” tandasnya
Sementara dalam kunjungan Kapolda juga meminta jajaran agar meningkatkan pengamanan guna mengantisipasi ancaman terorisme. Khususnya di titik titik vital seperti objek wisata. “Tetapi sekarang teroris di Indonesia menyasar hard target dimana kepolisian menjadi sasaran, tetap semua personil harus waspada,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)
Semoga benar apa bapak kapolda …sasar semua tempat hiburaan malam….sehingga kedepannya generasi muda maupun tua bener bener bebas narkotika di bali….narkotika menurut saya tidak kenal muda atau tua….sukses buat jajaran kepolisian ….good luck….Astungkara.
*maaf.salahketik…semoga benar apa yg disampaikan bapak kapolda bali
“Jendra kelahiran 27 November 1965 ini menyebut 60% masyarakat Bali sudah berprofesi sebagai kurir narkoba.”
Ini wartawan yang nulis salah kutip atau memang Kapolda Bali bicara seperti ini ya?
Data statistik 2015 jumlah penduduk bali 4 juta lebih kalau dibilang 60% nya pengedar, bisa dikatakan ngalahin Colombia dong ?
bener koment.nya trisna…yg bener sj masyarakat bali 60persen terlibat narkoba…sampe kakek nenek.ku terlibat narkoba dong….salah ketik kalee…
yang pasti kita masyarakat bali harus waspada,jangan sampai terlibat narkoba…