BLITAR, BALIPOST.com – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri hadiri buka puasa dan tarawih bersama kader partai di Blitar. Selain sebagai bentuk penghormatan bulan Ramadan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan hari lahirnya Bung Karno.
Dengan pengawalan ketat, Megawati yang didampingi Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto masuk ke ruangan yang sudah disiapkan Bupati Blitar, Rijanto untuk berbuka puasa dan sholat tarawih bersama kader PDIP di Jatim.
Menurut Hasto kehadiran Megawati hanya semata-mata untuk menghormati bulan suci Ramadan dan untuk mendengarkan tausiyah agama yang disampaikan oleh Ketua PBNU Kyai Haji Said Agil Siradj dalam acara memperingati hari lahirnya Bung Karno.
Usai buka bersama, para petinggi PDIP menuju kompleks pemakaman Sang Proklamator, Bung Karno untuk menggelar doa bersama. Megawati mengungkapkan rasa syukurnya, karena pemerintah telah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
“Saya berulangkali ucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada pemerintah. Malam ini kita dapat bersama-sama, 1 Juni Hari Lahirnya Pancasila, untuk diperingati, dirayakan dan sebagai hari libur, akhirnya yang selama ini kita perjuangkan alhamdulillah telah berhasil,” kata Megawati saat pidato dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila di area makam Mantan Presiden Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jatim, Senin (5/6) malam.
Ia mengaku sangat bangga dengan kebijakan tersebut. Ia bahkan tidak segan mengingatkan tentang empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika pada Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, sebuah bangsa seharusnya mempunyai dasar negara yang secara konstitusional harus diikuti sebagai peraturan bangsanya.
“Maka pada prinsipnya jika salah satu itu goyang maka negara dan bangsa Indonesia ini ikut mengalami kegoncangan,” paparnya.
Ia mengingatkan pada seluruh kader agar semakin bersatu padu, mempererat persaudaraan, tidak mudah bercerai-berai demi memperjuangkan seluruh nasib bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, ia pun juga menegaskan agar kader juga menjaga hubungan baik dengan seluruh organisasi masyarakat, termasuk dengan Nahdlatul Ulama.
Di hadapan ribuan kadernya, Megawati menilai kader NU dan PDIP adalah pejuang. Ia bahkan kagum dengan tausiyah yang diberikannya yang mengingatkan tentang nasionalisme.
Ia selalu ingat dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid, dimana Gus Dur (sapaan akrab KH Abdurrahman Wahid) yang dalam bercanda pun tetap mengingatkan tentang perjuangan. (kmb/balitv)