LPD Yeh Bakung. (BP/ist)
TABANAN, BALIPOST.com – Lembaga Pengkreditan Desa (LPD) biasanya dibentuk oleh satu Desa Pakraman untuk melayani kebutuhan finansial dari masyarakatnya. Namun jika dalam satu desa pakraman jumlah penduduknya dianggap tidak optimal dalam mendukung kinerja LPD, sinergi antara desa pakraman bisa dilakukan.

Cara ini diambil karena LPD tidak boleh melayani masyakarat di luar desa pakraman yang membentuknya. Berdasarkan latar belakang ini dibentuklah LPD Desa Adat Yeh Bakung yang berlokasi di Selemadeg Barat. LPD ini melayani masyarakat di empat desa pakraman yaitu Desa Pakraman Bukit Tumpeng, Desa Pakraman Bangkiang Jaran, Desa Pakraman Beje, dan Desa Pakraman Yeh Bakung.

Kepala LPD Desa Adat Yeh Bakung, I Wayan Suartika, Selasa (6/6), memaparkan alasan lain bergabungnya desa pakraman membentuk LPD Yeh Bakung ini juga karena kebetulan empat desa tersebut sama-sama sebagai pengemong dalam mengaturkan pujawali di Pura Luhur Puncak Rangda. Agar tidak terjadi permasalahan, terutama dalam membagi laba LPD, menurut Suartika dibuatkan perarem yang disepakati oleh empat desa itu.

Baca juga:  Atasi Banyaknya Masalah di LPD, Sistem Akuntansi Khusus Diperlukan

Salah satunya adalah pembagian laba porsinya disesuaikan dengan jumlah penduduk masing-masing. Lanjutnya, semenjak dibentuk 1998 lalu, LPD Yeh Bakung tumbuh sehat dan terus mengalami peningkatan dalam hal pertumbuhan modal, aset maupun laba.

Di tengah gempuran lembaga keuangan lain, menurut Suartika LPD Yeh Bakung mampu melalui tantangan tersebut dan tumbuh meski tidak sesignifikan LPD yang berada di perkotaan. “Kami tumbuh stabil meski memang tidak signifikan seperti LPD yang ada di kota,” ujarnya.

Baca juga:  Marak Upaya Penipuan Perbankan, BRI Imbau Nasabah Jaga Kerahasiaan Data

Pertumbuhan yang stabil ini bisa dilihat dari pertumbuhan modal. Awalnya LPD ini hanya memiliki modal 12 jutaan dari masyarakat dan 5 juta dari pemerintah. Saat ini modal hingga 2016 mencapai Rp 438 juta. Untuk nilai aset LPD Yeh Bakung saat ini mencapai 5 miliar, yang terdiri dari tanah yang saat ini digunakan untuk kantor dan tanah untuk sekolah TK.

Pada triwulan pertama tahun 2017 ini LPD Yeh Bakung mampu membukukan laba Rp 28 juta. Pencapaian ini tidak lepas dari peran serta nasabah, saat ini ada 105 nasabah peminjam, 79 nasabah tabungan deposito, dan 1.050 orang nasabah tabungan. Tambahnya, selain mampu mencapai kinerja yang mengembirakan, LPD Yeh Bakung juga mampu memberi sumbangsih pendanaan bagi pembangunan desa adat sebagai realisasi aturan LPD yang menetapkan 20 persen pendapatan disalurkan kepada desa adat.

Baca juga:  Dana LPD Digunakan Maksiat, Peran LPLPD Dipertanyakan

LPD Yeh Bakung juga ikut berperanserta dalam mendanani upacara (odalan) Pura Luhur Puncak Rangda, dan upacara di Trikayangan, dan para pemangku. Pihak LPD juga membantu biaya operasional sekolah TK. “Saat ini untuk operasional TK baru membayar gaji guru dan kebutuhan lain yang mendukung pelaksanaan belajar dan mengajar,” papar Suartika. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *