BANYUWANGI, BALIPOST.com – Dua kali kalah dalam Pilgub Jawa Timur (Jatim), tampaknya tak membuat Menteri Sosial (Mensos) Kofifah Indar Parawansa patah arang. Ketua Umum Fatayat NU ini memberi sinyal akan kembali maju dalam pilgub, 2018 mendatang.
Meski masih malu-malu, Kofifah mulai menunjukkan gerakan mendulang suara. Seperti dilakukan di Kabupaten Banyuwangi, Minggu (11/6) malam. Usai membagikan bantuan Program Keluarga Harapan, Kofifah menemui pendukungnya di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.
Kofifah mengaku pihaknya masih pada posisi cek sound terkait pilgub. Apalagi, kata dia, wilayah Jatim sangat luas. Belum lagi, kesibukannya sebagai Mensos yang lebih banyak melayani masyarakat di seluruh Indonesia. “Saat ini, saya masih pada posisi cek sound. Jatim itu luas. Saya harus punya banyak waktu untuk komunikasi,” jelas Kofifah.
Karena itu, jelasnya, pihaknya cukup lama melakukan cek sound terkait pilgub. Termasuk kedatangannya ke Kalibaru, Banyuwangi sekaligus cek sound untuk pilgub. “Jadi, setelah cek sound, nanti kita lihat frekuensinya seperti apa. Sama apa tidak,” tegasnya.
Pihaknya juga belum memastikan siapa yang akan digandeng salam Pilgub. Termasuk, parpol yang akan dipakai kendaraan. “Sekarang, saya masih maksimalisasi bantuan PKH non tunai,” kelitnya.
Di Jatim, nama Kofifah masuk dalam bursa pilgub bersama tiga tokoh Jatim lainnnya. Diantaranya, Saifullah Yusuf (Wagub Jatim), Tri Risma Harini (Walikota Surabaya) dan Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi). Dari keempat tokoh ini, baru Saifullah Yusuf yang memastikan maju dalam pilgub, diusung PKB dan sudah mendaftar lewat PDIP.
Tahun 2008, Kofifah sempat maju Pilgub Jatim. Kala itu, suaranya kalah tipis dengan Soekarwo. Lalu, tahun 2013, Kofifah kembali meramaikan pilgub Jatim.
Lagi-lagi, dia dikalahkan Soekarwo yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf. Jika tahun depan, Kofifah maju lagi, berarti ketiga kalinya dia meramaikan bursa pemilihan orang nomor satu di Jatim. (Budi Wiriyanto/balipost)