DENPASAR, BALIPOST.com – Bawang putih yang merupakan program swasembada pemerintah pusat, tak banyak diproduksi di Bali. Tahun 2016, produksi bawang putih hanya 407 kuintal per musim.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, IB Wisnu Wardhana mengatakan agak sulit mengajak petani menanam bawang putih. “Karena harganya kan jauh,” tandasnya.
Harga bawang putih yang kurang menarik, membuat petani memilih menanam tanaman yang lebih menguntungkan. “Konsumsi bawang putih juga kecil di Bali. Konsumsi bawang merah saja per kapita per tahun 4,2 kg. Sedangkan bawang putih paling setengah dari itu sama dengan cabai yaitu 1,4 kg per kapita per tahun,” bebernya.
Bahkan dulu sentra bawang putih ada di Sanur. Khusus di Bali, lahan untuk lahan pertanian juga sudah mulai terbatas sehingga petani pun memilih tanaman yang lebih menguntungkan untuk ditanam. “Kalau saja lahan kita cukup luas, kita bisa tanam semua,” pungkasnya.
Ketua Pengelola Lab Pengelolaan Penyakit Terpadu, Prof. Dr. Ir. I Wayan Suparta, MS., mengatakan, saat ini masyarakat sedang bangkit menanam bawang merah. Sebab, tanaman bawang merah mempunyai nilai ekonomi sangat tinggi. “Untuk Gianyar saja kita kemarin butuh 100 ton per bulan, dan kita belum bisa mencukupi kebutuhan itu,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Bali tahun 2016, Bali memproduksi bawang merah 179,373 kuintal per musim. Kabupaten penghasil bawang merah tertinggi di Bali adalah Bangli sebanyak 171.410 kuintal, Karangasem 4.830 kuintal, Tabanan 1.647 kuintal, Buleleng 1.602 kuintal, Klungkung 266 kuintal, dan Gianyar 12 kuintal.
Bawang merah menduduki peringkat ketiga produksi terbanyak dari hasil pertanian di Bali. Nomor satu adalah kubis dengan produksinya 457.549 kwintal per musim, sawi menduduki peringkat kedua dengan produksi 295.670 per musim. (Citta Maya/balipost)