JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan dua lembaga keuangan dunia, International Monetary Fund dan World Bank (IMF-WB) Annual Meetings di Bali pada 8-14 Oktober 2018. Dana untuk menyukseskan perhelatan akbar tersebut dinilai fantastis mencapai Rp 1 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan saling berbagi tanggungjawab untuk mengucurkan dana untuk pertemuan bidang keuangan dan ekonomi terbesar di dunia itu. “Saya belum tahu secara detail, tapi tentatif mendekati Rp 1 triliun untuk event IMF-World Bank 2018,” kata Sri Mulyani, Rabu (14/6).
Sri Mulyani menjelaskan BI mendapat jatah mengucurkan anggaran sebesar 25 hingga 30 persen dari total anggaran sebesar Rp 1 triliun. “Saya ingin BI 30 persen, tapi BI menawar lebih rendah. Mungkin Komisi XI DPR bisa minta BI lebih tinggi, karena saya sudah melakukan pendekatan dengan Gubernur BI, tapi Pak Gubernur cukup alot soal itu. Biasanya malah mendengar Komisi XI,” kata Sri Mulyani.
Yang pasti, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) ini, pemerintah tidak ragu menggelontorkan dana demi suksesnya pertemuan IMF-World Bank Annual Meeting 2018, mengingat Indonesia sebagai tuan rumah. Namun, sebagai bendahara keuangan negara, Sri Mulyani mengatakan kementeriannya tetap menjaga prinsip kehati-hatian. “Kita tidak ragu, tapi harus hati-hati juga jangan sampai anggaran berlebihan yang menimbulkan pertanyaan dalam penganggaran kita. Kita anggarkan secara memadai dan sharing dengan BI,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan Indonesia akan mempresentasikan capaian dalam reformasi dan demokrasi, hingga kemajuan ekonomi nasional setelah krisis hebat pada 1997-1998. Indonesia bersama IMF telah menyusun program Voyage to Indonesia (VTI).
Program ini merupakan rangkaian kegiatan menuju pertemuan IMF-World Bank tahun depan. Penyelenggaraannya dimulai dari saat ini sampai menuju event tersebut pada 8-14 Oktober 2018.
Tema yang diangkat adalah Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang bereformasi, progresif, berdaya tahan, yang mendukung tercapainya pemerataan yang berkesinambungan. Pelaksanaan Voyage to Indonesia dilaksanakan Kementerian Keuangan, BI, dan kementerian/lembaga atau pemerintah daerah. (Hardianto/balipost)