kadus
Sejumlah kadus se-Desa Tembuku mendatangi kantor PDAM Bangli untuk menyampaikan keluhan masyarakat terkait kenaikan tarif air yang mencapai 124 persen. (BP/ina)
BANGLI, BALIPOST.com – Kepala dusun (kadus) se- Desa Tembuku, Kamis (15/6) pagi beramai-ramai mendatangi kantor PDAM Bangli. Mereka datang untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi masyarakat yang keberatan atas kenaikan tarif air sebesar 124 persen. Dalam aspirasinya, para kadus meminta PDAM mengembalikan tarif air seperti sebelumnya. Bila tidak, warga ancam tak bayar tagihan air.

Para kadus se-Desa Tembuku mendatangi kantor PDAM sekitar pukul 10.00 wita. Sayangnya, dalam kedatangannya para kadus yang berjumlah tujuh orang gagal bertemu langsung dengan Direktur PDAM. Kedatangan mereka hanya diterima Kabag Teknik PDAM Bangli Wayan Rudiantara.

Dalam pertemuan yang berlangsung di salah satu ruangan kantor setempat, Kadus Tembuku Kaja Nengah Suardiana menyampaikan bahwa kenaikan tarif air PDAM yang diberlakukan sejak sebulan lalu sangat meresahkan masyarakat. Pasalnya tak tanggung-tanggung tarif air mengalami kenaikan yang sangat signifikan hingga 124 persen. Warga yang biasanya membayar air Rp 50 ribu setiap bulannya kini harus membayar tagihan air hingga Rp 120-150 ribu pasca adanya kenaikan tarif.

Baca juga:  Penataan Dam Esturai Terus Dikebut

“Kedatangan kami saat ini untuk menyampaikan keluhan masyarakat atas kenaikan tarif air yang diatas 100 persen. Masyarakat berharap tarif air bisa diturunkan seperti dulu. Sebagaimana laporan yang kami dapat dari masyarakat, kalau ini tidak direalisasikan, mereka ancam tidak mau bayar tagihan air,” terangnya.

Kadus Penida Kelod Made Murjana juga mengatakan bahwa kenaikan tarif air saat ini semakin menambah beban masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang semula kehidupan ekonominya sedang kini menjadi miskin. Atas kondisi itu, pihaknya pun berharap PDAM dapat meninjau ulang tarif air saat ini. Jika memungkinkan tarif air bisa dikembalikan seperti semula. Kalaupun akan dinaikan, diharapkan kenaikannya dapat dilakukan secara bertahap.

Baca juga:  Sumber Air Baku Telaga Waja Diperbaiki, Layanan Tiga Kecamatan Terganggu

Kadus Tembuku Kawan Sukayasa mengatakan kenaikan tarif air yang diberlakukan PDAM di tiga kecamatan salah satunya Tembuku cukup ironis. Sebab meski Tembuku memiliki sumber air justru masyarakatnya harus membayar mahal untuk bisa menikmati air. Atas hal itu pihaknya pun berharap PDAM bisa menyerahkan sumber air di Tembuku untuk bisa dikelola masyarakat.

Sementara itu, Kabag Teknik PDAM Bangli Wayan Rudiantara saat ditemui usai pertemuan kemarin mengatakan bahwa terkait semua aspirasi yang disampaikan sejumlah kadus tersebut, pihaknya mengaku akan meneruskannya ke Direktur.

Rudiantara menjelaskan bahwa kenaikan tarif air yang diberlakukan per Mei lalu sudah didasari atas perhitungan yang matang. Tujuan dinaikannya tarif air PDAM saat ini adalah untuk menyeimbangkan antara pendapatan dan biaya operasional. “Sudah 9 tahun terakhir kami tidak pernah menaikan tarif air. Kalau masih tetap bertahan di tarif lama, maka kami tidak bisa jalan,” ungkapnya.

Baca juga:  Dokter yang Ditebas Sempat Ditegur Pimpinannya

Dikatakan Rudiantara bahwa selama ini PDAM Bangli selalu merugi Rp 2 hingga 3 miliar setiap tahunnya. Kerugian disebabkan karena biaya operasional yang harus dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang didapat. Kini dengan dinaikannya tarif air di tiga kecamatan yakni Bangli, Tembuku dan Susut, maka diharapkan biaya operasional bisa tertutupi. Dengan demikian kedepannya PDAM Bangli tak lagi merugi seperti tahun sebelumnya dan bisa menyumbangkan pendapatan untuk daerah. (Dayu Rina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *