JAKARTA, BALIPOST.com – PT Angkasa Pura II telah memerima 2.663 permohonan penerbangan tambahan khususnya pada periode lebaran antara H-10 dan H+15. “Ini tidak banyak karena di Soetta saja, sehari itu bisa 1.400 penerbangan, 2.663 penerbangan kita oke-oke saja,” kata Dirut AP II Muhamad Awaluddin di Jakarta, Rabu (14/6) malam.
Berbicara menjelang buka puasa dan media gathering ramadhan, Awaluddin mengatakan, untuk mendukung penerbangan tambahan tersebut, AP II memperpanjang jam operasional di 13 bandara yang dikelolanya. Saat ini, kata dia, terdapat tiga bandara di bawah pengelolaan AP II yang beroperasi 24 jam, yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu, Medan dan Bandara Halim Perdanakusuma. “Tapi bandara lainnya tidak 24 jam, seperti Silangit hanya sampai pukul 17.00 dan Pelembang sampai 21.00. Tapi, apapun kondisinya bersama dengan ATC (pengendali lalu lintas udara) harus bantu kita dan memfasilitas permintaan untuk mendarat misalnya,” katanya.
Dengan adanya pergerakan penumpang yang padat, yakni diperkirakan hingga 8,7 juta penumpang selama 27 hari tersebut, dengan rincian Bandara Soekarno-Hatta 5,3 juta penumpang dan 3,34 juta penumpang di bandara lainnya, maka menurut Awaluddin, keselamatan dan keamanan menjadi jaminan. “Prioritas utama kami, yaitu keselamatan, keamanan, pelayanan dan ‘compliance, tapi ini karena sedang ramai ‘level of service’ (tingkat layanannya) agak turun sedikit, yang harus kita jaminkan adalah keselamatan dan keamanan, bagi operator bandara itu adalah harga mati dan ‘zero tolerance’ (nirtoleransi),” katanya.
Awaluddin mengimbau kepada calon penumpang agar tetap menaati peraturan dalam pemeriksaan di sinar-x demi keamanan dan keselamatan penerbangan. “Meskipun ‘traffic’ kita padat, tapi kita tetap akan memberlakukan pemeriksaan secara ketat,” katanya.
Ia menyebutkan pergerakan pesawat diperkirakan mencapai 59.300 pergerakan atau naik 3,7 persen dari periode sama tahun lalu. “Ini menunjukkan moda transportasi udara masih menjadi primadona dan harapan masyarakat karena dinamis dan kecepatannya. Ditambah dengan adanya LCC (penerbangan berbiaya murah) yang menjangkau daya beli masyarakat,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, penumpang mudik Lebaran 2017 paling tinggi menggunakan moda transportasi udara, yaitu naik sembilan persen dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu. (Nikson/balipost)