BANYUWANGI, BALIPOST.com – Label The Best Festival City yang disematkan Menteri Pariwisata buat Banyuwangi mulai berimpact positif. Terutama pada aksesibilitas udara atau konektivitas antara Jakarta-Banyuwangi. Per Jumat (16/6), NAM Air –salah satu group perusahan maskapai penerbangan Sriwijaya Air– resmi melayani rute baru Jakarta-Banyuwangi.

Penerbangan yang diakomodasi oleh kelompok usaha penerbangan Sriwijaya Air ini resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, CEO Sriwijaya Air Group Chandra Lie, dan CEO Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin. Saat landing di bandara Blimbingsari, Banyuwangi, ketiga tokoh tadi disambut Bupati Banyuwangi Azwar Anas.

Kedatangan Menteri Pariwisata disambut dengan selebrasi semprotan air penyambutan serta tarian. Sebelum terbang, pukul 06.00 WIB, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga ikut melepas dari Terminal 2.

MenteriPariwisata Arief Yahya lagi-lagi menekankan 3A untuk membangun destinasi Banyuwangi. Tiga unsur yang tidak bisa ditunda-tunda dalam pengembangan destinasi itu adalah Atraksi, Akses dan Amenitas. “Banyuwangi akan cepat berkembang jika Aksesnya terus dibuka dengan dukungan airlines, airport, dan authority!” ungkap Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, Jumat (16/6).

Mengapa Banyuwangi? Pertama, menurut Arief Yahya, Kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa itu memiliki 72 festival dalam setahun. Artinya, setiap minggu lebih dari sekali festival, sehingga kapan saja orang datang, selalu ada atraksi menarik di kabupaten ini.

Baca juga:  Makassar International Eight Festival, Siapkan 8 Sensasi untuk Wisatawan Mancanegara

Kedua, lanjut Arief Yahya, Banyuwangi dan sekitarnya itu ada 6 juta warga. Termasuk Jember, Situbondo, Bondowoso dan Jembrana Bali, yang hanya 30 menit menyeberang Gilimanuk-Ketapang itu. “Kalau diambil 1% saja, sudah ada 60.000 per tahun potensi penumpang dari area itu ke Jakarta,” kata Menpar Arief.

Ketiga, Jakarta adalah potensi ekonomi terbesar untuk pasar wisatawan nusantara. Daya belinya paling besar. Sedangkan Banyuwangi adalah pasar investasi yang semakin seksi. Dari data Badan Penanaman Modal Jawa Timur, realisasi investasi Banyuwangi menempati peringkat ketiga di Jatim. “Ditambah lagi, destinasinya banyak yang sudah berkelas dunia,” kata Arief Yahya.

Untuk baharinya, Banyuwangi punya G-Land. Destinasinya sangat ngehits di daratan Eropa lantaran ketinggian ombaknua mencapai 4 – 6 meter dengan formasi 7 gulungan gelombang bersusun . Di 2016 lalu, G Land dianugerahi most popular surfing spot di Indonesia versi netizen.

Selain itu, naturenya, Banyuwangi juga punya blue fire. Fenonena ini bisa disaksikan di Kawah Ijen pukul 01.00 sampai 03.00 WIB. Nyala apinya seperti kompor raksasa, menyala biru, seluas 5.000 hektar, dan waktunya tidak panjang. “Ini hanya terjadi di Ijen dan Iceland,” kata Arief Yahya.

Baca juga:  Emas Tumpangpitu Hasilkan Rp 300 Miliar Per Bulan

Sedang culturenya, Banyuwangi kaya akan hasil cipta karya budaya, seperti kuliner yang enak-enak dan aneh-aneh. Arsitektural dan heritage building-nya juga bagus.

Karenanya, mantan  Dirut PT Telkom ini berterima kasih kepada Sriwijaya Group yang sudah berani menghubungkan Jakarta dan Banyuwangi. Rute baru itu, dinilai benar-benar berdampak di segala aspek. Apalagi, jadwal penerbangannya konstan. Setiap hari pukul 07.05 WIB, NAM Air bertolak dari Jakarta. Dan pukul 09.05 WIB NAM Air kembali dari Banyuwangi ke Jakarta.

“Semoga penerbangan NAM Air kali ini akan membantu pengembangan ekonomi daerah Banyuwangi. Mudah-mudahan daerahnya maju, modern dan berkelanjutan. Kami ingin merajut nusantara, menerbangi destinasi-destinasi yang berpotensi wisata. Untuk NAM Air, semoga maskapainya menjadi pilihan penerbangan dari masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya,” timpal CEO Sriwijaya Air Group Chandra Lie.

Chandra Lie juga berjanji untuk cepat menambah jumlah penerbangan ke Banyuwangi jika respons masyarakat juga bagus. Paling tidak dibuat 3 kali penerbangan per hari. “Kami juga sedang menjajaki untuk membuka akses Bali-Banyuwangi, Ngurah Rai-Blimbing Sari,” kata Chandra yang berteriak “Banyuwangi Luar Biasa!” sambil mengepalkan tangannya itu.

Baca juga:  Juara Lagi, Rendang dan Nasi Goreng Jadi Makanan Terenak di Dunia 

Saat ini, jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi terus melonjak, Pada 2011, jumlah penumpang tercatat 7.826 orang per tahun, lalu melonjak hingga 1.339 persen menjadi 112.661 orang pada 2016.

Angka tersebut hanya dari Surabaya dan Denpasar. Dengan masuknya penerbangan NAM Air ini, maka akan menambah seats capacity sebanyak 40.000 per tahun. Untuk selanjutnya, potensi berikutnya adalah mengembangkan rute dari originasi yang sudah banyak turisnya, misalnya Denpasar, Jogja, Makassar, atau kota lainnya ke Banyuwangi.

“Penerbangan ini merupakan pembuka perkembangan segala bidang di Banyuwangi. Tak hanya pariwisata, kegiatan bisnis dan perekonomian di Banyuwangi juga akan tumbuh.  Terimakasih NAM Air,” tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Azwar Anas juga berterima kasih kepada Menpar Arief Yahya, yang juga orang asli Banyuwangi itu. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Dirut PT Angkasa Pura II yang kelak akan mengelola Bandara Blimbing Sari. “Tahun ini kami sudah menganggarkan biaya perawatan Airport senilai Rp 1,5 M setahun,” aku Azwar Anas. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *