BANYUWANGI, BALIPOST.com – Menjelang Lebaran, konsumsi daging di Banyuwangi terus meroket. Kondisi ini rawan dimanfaatkan oknum tak bertanggungjawab mengedarkan daging oplosan dan daging gelonggong.
Mengantisipasi daging tak halal, Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Jatim, menggelar sidak ke pasar induk setempat, Senin (19/6) dini hari. Razia menyasar pusat lapak daging sapi dan ayam.
Seluruh pasokan daging diperiksa ketat. Mulai kesegaran, kandungan air hingga keaslian. Kedatangan petugas ini sempat membuat kaget para pedagang yang sibuk memotong daging. “Kita ingin memastikan pasokan daging jelang Lebaran benar-benar aman. Termasuk kualitasnya juga aman dikonsumsi,” kata Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi Arif Setiawan didampingi Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmasvet), drh. Bambang Sugianto disela sidak.
Menurut Arif, naiknya permintaan daging ini adalah fenomena tahunan. Karena itu, layak diwaspadai pasokan daging yang mengalir ke masyarakat. Kualitasnya juga wajib dijaga. “Kalau pasokan daging mencukupi. Kebanyakan, pedagang menggunakan sapi lokal dari Bali,” jelas Arif.
Alasannya, harganya lebih murah. Dagingnya, tahan lama. Hasil sidak kali ini, kata Arif, belum ditemukan daging yang mencurigakan. Artinya, kualitas daging yang dijual benar-benar baru.
Seluruhnya dipotong di rumah pemotongan hewan (RPH) milik pemerintah. Meski begitu, pihaknya akan terus menggelar sidak daging hingga datangnya Lebaran. “Fokus kita pasokan daging aman dan tak ada daging oplosan,” pungkas Arif.
Selain daging sapi, sidak juga menyasar daging ayam. Sasarannya, daging yang kedaluwarsa atau sudah telat masa pemotongannya. Hasilnya, belum ditemukan kualitas daging yang mencurigakan. Pihaknya meminta pedagang teliti mengedarkan daging yang dijual ke pasaran. (Budi Wiriyanto/balipost)