alat
Kegiatan tera ulang di SPBE di Desa Tiga, Susut, Senin (19/6). (BP/nan)
BANGLI, BALIPOST.com – Alat ukur berupa timbangan kerap dimanfaatkan oknum nakal untuk meraup keuntungan lebih. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan memodifikasi alat ukur sedemikian rupa. Guna melindungi konsumen dari tindakan curang seperti itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bangli Senin (19/6) melakukan kegiatan tera/terang ulang terhadap seluruh alat ukur yang ada di stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) di Desa Tiga, Susut.

Kegiatan tera ulang dilaksanakan Disperindag Kabupaten Bangli bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buleleng. Dalam kegiatan tersebut seluruh alat ukur berupa 3 unit timbangan elektronik, 12 tilling mesin dan 4 buah anak timbangan yang ada di SPBE ditera ulang kembali oleh petugas.

Baca juga:  Ciptakan Layanan Publik Andal, Bagi Pakai Data Diterapkan

Kepala Disperindag Kabupaten Bangli Nengah Sudibya saat ditemui usai kegiatan mengatakan bahwa setelah selesai distandarkan kembali, seluruh alat ukur yang ada di SPBE kemudian dicap sebagai tanda sudah di tera ulang. “Tujuan tera ulang ini untuk mengawasi dan memastikan semua alat ukur sesuai standar. Sehingga seluruh konsumen bisa terlindungi,” terangnya.

Selain di SPBE, Sudibya juga mengungkapkan bahwa kegiatan tera ulang juga sempat dilakukan pihaknya di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di wilayah Bangli belum lama ini. Dalam kegiatan tera ulang di SPBU, pihaknya memastikan seluruh literan bahan bakar akurat dan sesuai standar. “Dari hasil kegiatan tersebut, tidak ada masalah terkait alat ukur di SPBU,” ujarnya.

Baca juga:  ASN Harus Jaga Netralitas, “Like” Foto Paslon akan Diganjar Sanksi

Pejabat asal Desa Penglipuran ini mengatakan, kegiatan tera ulang serupa rencananya juga akan dilaksanakanya ke seluruh pasar di Bangli. Pihaknya mengakui masih harus menggelar tera ulang bersama Disperindag Buleleng karena dari Bangli belum siap melaksanakan tera ulang mandiri akibat terbatasanya SDM serta sarana dan prasarana yang dimiliki. “Kami saat ini baru punya 1 orang penera ahli dan 1 pengamat tera. Untuk sarana dan prasarannya seperti gedung dan mobil keliling kami masih usulkan ke pusat,” imbuhnya. (eka prananda/balipost)

Baca juga:  Kurangi Emisi Karbon, Pelari Marathon Diedukasi Buang Sampah di Tempatnya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *