SINGARAJA, BALIPOST.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar, melakukan uji laboratorium sejumlah makanan maupun jajan sarana upakara yang dijual sejumlah pedagang di Pasar Anyar dan Pasar tumpah di sepanjang Jalan Diponegoro, Singaraja, Senin (16/9). Hasilnya, dari puluhan sampel, empat diantaranya ditemukan mengandung zat berbahaya.
Kepala BPOM Denpasar, Endang Widowati mmenjelaskan uji makanan ini dilakukan dua gelombang. Pada pagi hari menyasar Pasar Anyar dengan didampingi Tim Terpadu Buleleng yang terdiri Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan. Di lokasi itu, pihaknya mengambil 17 sampel yang terdiri dari berbagai jenis. Setelah di uji labotarium, empat diantaranya mengandung bahan berbahaya. “Kami temukan ikan asin berformalin, jaja uli, jaja reta dan gipang yang mengandung rhodamin B,” jelasnya.
Ikan asin itu menurut penuturan pedagang didapatkan dari daerah Jawa. Sementara untuk tiga jenis jajan, berasal dari produsen wilayah Karangasem. Itu dijual hanya untuk keperluan upakara. “Pedagang ini sudah kami bina. Nanti dimana dapat barangnya, akan kami telusuri. Kami ingin membina dari hulu hingga hilir,” sebutnya.
Gelombang selanjutnya yang berlangsung pukul 16.00 Wita menyasar pasar tumpah di sepanjang Jalan Diponegoro yang sebagian besar menjual takjil. Didampingi Wabup Buleleng, Nyoman Sutjidra, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Nyoman Surya Temaja dan Ketua PKK, pihaknya mengambil 28 sampel, yang sebagian besar berupa hidangan berwarna. “Sampel yang ini syukur seluruhnya memenuhi persyaratan. Tidak ada yang mengandung bahan berbahaya,” kata Widowati.
Mengingat masih adanya produk mengandung zat berbahaya, konsumen diharapkan untuk lebih selektif saat berbelanja. “Konsumen harus paham ciri-ciri yang mengandung bahan berbahaya. Ikan asin misalnya. Kalai todak dicari lalat, patut diwaspadai. Begitu juga es buah atau lainnya. Kalau warnanya pink, perlu juga diwaspadai,” tandasnya. (sosiawan/balipost)