MANGUPURA, BALIPOST.com – Sejak 7 tahun lalu, Desa Bongkasa Pertiwi mulai didatangi wisatawan mancanegara (Wisman). Para wisatawan itu datang untuk menikmati wisata rafting yang terletak di desa itu.

Sebelum Desa Bongkasa Pertiwi ditetapkan sebagai desa wisata dengan SK tahun 2010, di desa itu telah ada dua pengusaha rafting. Desa tersebut kemudian berkembang menjadi desa wisata dengan hamparan sawah dan hutan yang asri.

Baca juga:  Tower Monopole Menjamur di Badung

Saat ini Desa Bongkasa Pertiwi dikelola secara perorangan oleh penduduk lokal setempat. Namun, ke depan desa wisata tersebut akan dikelola dengan membentuk BumDes.

Kini, pengusaha wisata tumbuh. Telah ada 10 pengusaha wisata yang mengelola wisata di daerah itu. Atraksinya tidak hanya rafting, tapi juga pin ball dan ATV. “Setiap hari tamunya bisa mencapai 1.500-2.000 yang berwisata arung jeram di Sungai Ayung ini,” kata I Made Suarjana, Perbekel Desa Bongkasa Pertiwi.

Baca juga:  Kunjungan Wisman Turun, Ini Strategi Kemenpar

Desa itu kemudian mendapat bantuan dari berbagai pihak. Desa yang letaknya bersebelahan dengan Ubud ini pun kemudian mulai berbenah dan bisa memberikan pelayanan profesional.

Lokasi Desa Bongkasa Pertiwi yang bersebelahan dengan Ubud khususnya hotel-hotel memberikan kemudahan pada pemuda desa untuk mendapatkan pekerjaan di hotel. Hampir 80 persen warga bekerja di bidang pariwisata.

Bertani kini hanya dijadikan pekerjaan sambilan. “Sekarang petani dan tukang tidak ada. Yang petani sekarang orang tua saja dan yang muda kebanyakan kerja di pariwisata. Petani jadi sambilan biar sekedar diisi tanahnya,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Tanah Lot Masih Dikunjungi Seribu Wisman Per Hari
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *