TABANAN, BALIPOST.com – Sudah menjadi tradisi, libur panjang selalu diisi dengan mengunjungi sejumlah obyek wisata. Di Tabanan, salah satu obyek yang menjadi tujuan favorit yakni DTW Tanah Lot.
Lonjakan kunjungan pelancong, baik domestik maupun mancanegara di obyek wisata ini bahkan sudah tampak sejak H-2 Lebaran, yakni mencapai 9 ribu pengunjung. Bahkan tingkat kunjungan mencapai puncaknya di hari pertama Lebaran atau Minggu (25/6) sejumlah 13 ribu orang.
Mengantisipasi membludaknya jumlah wisatawan, pihak pengelola pun telah menyiapkan kamera pengawas (CCTV) dan mengefektifkan petugas keamanan.
“Rata-rata kunjungan enam sampai delapan ribu orang didominasi mancanegara,” beber staf Humas DTW Tanah Lot, Senin (26/6).
Ia pun mengatakan untuk tahun ini tidak ada penambahan pengamanan, karena untuk standar keamanan sudah disesuaikan dengan pengamanan seperti biasanya. “Pengamanan seperti biasa dari petugas kita seperti security, pecalang, dan lifeguard. Serta dari pospol dan dishub,” bebernya.
Sementara itu Manager Operasional DTW Tanah Lot, Toya Adnyana mengatakan setidaknya ada 24 unit kamera pengintai (CCTV) dimaksudkan untuk lebih memantau/mengawasi aktivitas para pengunjung. Karena diakuinya meski telah kerap diberikan larangan baik dengan rambu ataupun melalui pengeras suara, masih ada saja wisatawan yang kerap membandel. ”Kamera pengawas ini ada di titik-titik rawan kepadatan, selain juga menyiagakan petugas keamanan,” ujarnya.
Bahkan untuk pengamanan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian seminggu sebelumnya. Sementara itu dari data kunjungan, wisatawan dominan domestik, yang datang dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bogor, Malang, Sidoarjo, Bandung, Jogjakarta hingga Makasar.
Lonjakan wisatawan terlihat dari kantong-kantong parkir yang disediakan pihak pengelola yang tidak pernah kosong. Begitu pula parkir cadangan di lahan kosong dan Surya Mandala Cultural Park juga penuh. “Parkir cadangan ini diharapkan dapat menampung kendaraan pengunjung khususnya roda 4 dan roda 6,” jelasnya.
Apalagi dengan venue dari Surya Mandala Cultural Park yang langsung menghadap ke laut biru menambah kepuasan dan kenyamanan pengunjung di Daya Tarik Wisata Tanah Lot. Di Tanah Lot, ribuan wisatawan melakukan berbagai aktivitas mulai sekadar berjalan-jalan di areal wisata, tattoo temporary, melihat ular suci, air suci, pemotretan, wisata belanja, wisata kuliner, atau hanya duduk-duduk santai di beberapa café dan restaurant sambil mengobrol dengan teman atau keluarga mereka.
Namun yang paling ditunggu adalah saat munculnya sunset yang sudah terkenal keindahannya hingga ke mancanegara. Momen inilah yang biasanya paling ditunggu oleh wisatawan dan tentunya mereka akan mengabadikan moment tersebut dengan jepretan kamera mereka.
Moment libur lebaran ini juga memiliki arti tersendiri bagi warga lokal yang setiap harinya berjualan di areal DTW Tanah Lot. Seperti Men Rus, warga asli desa Beraban yang berjualan rujak ini mengaku berjualan sejak pukul 10.00 wita, dan habis sebelum siang hari. ”Biasanya siang hari baru habis, tapi saat ramai seperti ini lumayan juga hasilnya,” katanya. (Puspawati/balipost)