DENPASAR, BALIPOST.com – Ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-39 diisi pula dengan pemberian penghargaan pengabdi seni di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Senin (26/6) malam. Tahun ini, ada 9 orang penerima penghargaan sesuai Keputusan Gubernur Bali Nomor: 1287/03-K/HK/2017 tanggal 7 Juni 2017. Para penerima Penghargaan Pengabdi Seni tahun 2017 mendapatkan piagam penghargaan dan uang masing-masing sebesar Rp. 10.000.000.
Kesembilan seniman masing-masing, Ida Made Giur Dipta (bidang seni sastra/Karangasem), I Ketut Surata (bidang seni sastra/Klungkung), I Nyoman Pudja, S.ST., M.Ag. (bidang seni tari/Bangli), Ni Wayan Ranten (bidang seni tari arja/Gianyar), I Wayan Suweca, S.SKar., M.Si. (bidang seni karawitan/Denpasar), Drs. I Wayan Suwardaniyasa (bidang seni tari/Badung), I Made Mundra, S.Pd. (bidang seni tari/Tabanan), Putu Sumardika (bidang seni karawitan/Buleleng), dan I Nengah Madia (bidang seni sastra/Jembrana).
“Penghargaan ini saya harapkan dapat menjadi salah satu motivasi bagi seluruh seniman untuk melanjutkan pengabdian dan ngayah dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali yang adiluhung,” ujar Gubernur Pastika.
Menurut Pastika, pengabdian para seniman Lingsir telah menunjukkan bahwa beliau-beliau mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian yang telah diwariskan oleh para leluhur. Ditambahkan Pastika, Seniman Lingsir adalah pewaris sekaligus penerus, hasil Cipta, Rasa, Karsa dari para leluhur kepada generasi sekarang dan generasi mendatang.
“Tidak berhenti sampai disini saja, kreativitas seniman kita telah melahirkan hasil-hasil karya yang baru, yang inovatif, serta bermutu tinggi. Semangat ngayah yang menjadi landasan pengabdian ini, menjadi tauladan bagi generasi muda untuk semakin menanamkan rasa cinta pada kebudayaan, melalui penghayatan nilai-nilai dan pelaksanaan praktik pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah,” harap orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Bali tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Bali, Dewa Putu Beratha, mengatakan ssensi dari pemberian Penghargaan Pengabdi Seni tahun 2017 ini bukan semata-mata nilai uang yang diterima. Namun penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa seniman tersebut sehingga dapat diketahui oleh generasi muda Bali.
Beratha berharap, generasi muda dapat meneladani segala jasa dan pengorbanan para seniman demi keberlanjutan seni budaya Bali. Kendati di era kemajuan iptek dan keterbukaan informasi saat ini, seni dan budaya Bali masih mampu menunjukkan eksistensinya. Terbukti, sembilan tari Bali telah diakui secara internasional sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2015.
“Dapat dikatakan kesenian dan kebudayaan Bali sudah berada pada derajat yang tinggi dengan pengakuan tersebut dan Bali semakin dikenal di dunia internasional. Posisi kesenian dan kebudayaan Bali saat ini tidak tercapai dengan begitu saja tanpa ada upaya dan usaha masyarakat Bali pada umumnya dan tentunya secara khusus oleh para seniman dan budayawan Bali,” jelasnya.
Beratha menambahkan, Bali cukup beruntung memiliki begitu banyak tokoh yang sangat bangga dan peduli terhadap seni dan budaya Bali. Termasuk berkomitmen tinggi dalam mempertahankan dan mengembangkannya dengan semangat ngayah dan rasa jengah. Lantaran inilah, Pemprov Bali sejak tahun 1985 telah memberikan penghargaan kepada para Pengabdi Seni yang secara terus menerus mengabdikan hidupnya untuk seni dan budaya Bali.
“Proses pemberian penghargaan Pengabdi Seni berdasarkan atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang kemudian diseleksi oleh Tim Kurator PKB,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)