rumah
Salah satu kondisi rumah warga di Kaliakah, Kecamatan Negara yang kebanjiran akibat Bendungan Banyubiru 2 meluap. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com – Hujan yang mengguyur Kota Negara sejak sore Hingga malam hari pada Senin (26/6) malam mengakibatkan sejumlah titik banjir. di desa Kaliakah, Kecamatan Negara ketinggian air bahkan mencapai paha orang dewasa. Yang paling parah rumah di pemukiman dekat sungai. Air yang digunakan umtuk saluran irigasi melalui bendung Banyubiru 2 itu tersumbat sehingga air meluap hingga ke permukiman warga.

Dari pengakuan warga sejatinya pintu bendung sudah mulai dibuka sejak air naik. Namun lantara  banyak sampah dan ranting pohon yang tersumbat di pintu air, sehingga tidak bisa leluasa mengalir.

Akibatnya air meluap hingga menggenangi di rumah warga. Ketinggian air hingga merendam tempat tidur dan perabot warga. Dari informasi ada ratusan rumah yang terkena banjir. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Selasa pagi, air yang merendam rumah warga semalaman itu berangsur-angsur surut. Sejumlah warga yang ditemui mengaku enggan pergi kendati rumah mereka terendam. Mereka khawatir harta benda yang ada di rumah hilang karena tidak ada yang menjaga rumah.

Baca juga:  Banjir Bandang Rusak Lahan Pertanian di Songan, Petani Tomat Merugi

Salah seorang warga, I Wayan Sukayasa mengatakan banjir yang dialami mereka ini hampir setiap tahun terjadi. Ketika debit Sungai Kaliakah naik, maka air mengalir ke permukiman warga. Sejumlah rumah warga memang berada lebih pendek dari tanggul sungai.

Perbekal Kaliakah, Made Bagiarta, dikonfirmasi Selasa pagi membenarkan kejadian tersebut. Ratusan rumah warga di sekitar sungai tergenang air akibat luapan sungai yang mengalir ke Bandung Banyubiru. “Pintu air bendung sudah dibuka semua, tapi memang ada banyak sampah yang menutupi pintu sehingga air mampet,” terangnya.

Kondisi serupa juga pernah terjadi tahun lalu. Namun kali ini diperparah dengan adanya saluran air irigasi yang jebol ke arah timur Bendung. Sehingga air membanjiri permukiman di sisi Timur tersebut. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut. Bagiarta yang sempat turun memantau kondisi desanya yang kebanjiran itu mengatakan air bisa surut pada Selasa dini hari sekitar pukul 00.30 wita.

Baca juga:  Musim Hujan, Banjir Landa Jalan Denpasar-Gilimanuk

Air sungau mulai meluap sekitar pukul 21.00 wita dan berlanjut menggenangi sejumlah rumah warga. Ketinggian air yang menggenangi rumah warga bervariasi. Ada yang tingginya hingga sepaha orang dewasa.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana. Kepala BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Arta Pramana mengatakan pihaknya menyediakan sejumlah makanan siap saji untuk membantu warga.

Selain itu juga disediakan alat transportasi taktis yang digunakan sewaktu-waktu ketika air meluap untuk evakuasi warga. Sejumlah warga kemarin nampak membersihkan rumah mereka yang kotor akibat tergenang banjir. Warga juga disibukkan memindahkan barang-barang berharga seperti elektronik dan pakaian. Sejumlah warga mengaku masih khawatir banjir akan kembali terjadi bilamana hujan lebat turun.

Di sisi lain, dari data yang dihimpun di BMKG negara, hujan yang terjadi pada selasa petang lalu, tergolong hujan ekstrim. Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana, Rahmat Prasetya, mengatakan hujan yang turun sejak Senin sore(26/6) hingga Selasa dini hari (27/6) terhitung sebagai hujan ekstrim (hujan lebih dari 100mm/hari), yang berdampak pada terjadinya banjir di beberapa daerah di jembrana.

Baca juga:  Hujan Disertai Angin Kencang, Buleleng Dikepung Banjir hingga Pohon Tumbang

Dari analisa citra satelit terpantau pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah jembrana sejak pukul 13.00 dan semakin meluas hingga pukul 02.00 dini hari. Dengan puncak hujan sekitar pukul 18.00 hingga 21.00 wita. dimana dalam kurun waktu 12 jam, hujan tertakar setinggi 104.2 mm

Kondisi ini terjadi karena adanya belokan angin di wilayah utara Jawa yang menyebabkan perlambatan angin di daerah-daerah selatan Bali hingga Jawa Timur. Menurutnya kondisi ini diprakirakan masih akan bertahan hingga 1-2 hari kedepan.  Masyarakat diharapkan lebih waspada dengan kondisi cuaca yang cepat berubah. Selain di darat, bagi pengguna jalur laut juga perlu mewaspadai angin kencang di wilayah perairan selat bali yang diprakirakan mencapai 40 km/jam, dengan tinggi gelombang berkisar antara 0.5 – 3 meter. (surya dharma/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *