Suasana pelaksanaan Kemah Budaya Kota Denpasar. (BP/ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Mengisi libur sekolah, berbagai kegiatan dikemas Pemkot Denpasar. Siswa dari tingkat SD hingga SMA/SMK terlibat dalam kegiatan outbound, pelatihan memasak, menabuh, photography, hingga kegiatan kemah budaya.

Pada Rabu (28/6), kegiatan kemah budaya digelar Kader Pelestari Budaya Kota Denpasar bersama Dinas Kebudayaan. Memasuki tahun ke-10, kegiatan ini dipusatkan di Banjar Sekar Kangin, Desa Sidakarya. Kemah dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 27 hingga 30 Juni dibuka Plt. Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Wayan Sujati.

Dalam kegiatan tersebut, siswa yang berasal dari sejumlah sekolah di Denpasar, dilarang membawa handphone (HP). Dari pertemuan di balai banjar setempat sejumlah siswa menuturkan pertama-tama canggung dalam mengikuti kegiatan ini, namun setelah hari kedua berada di perkemahan jadi bersemangat.

Baca juga:  Pekenan Lais Meseluk Kembali Digelar di Taman Kota Lumintang

Jauh dari keluarga juga menjadi tantangan siswa dalam kegaitan Kemah Budaya ini. “Selama empat hari kegiatan tidak boleh membawa handphone menjadi tangtangan tersendiri dalam mengikuti kemah budaya ini,” ujar Ayu Dita Kanaya siswa Kelas 11 SMAN 1 Denpasar.

Ia mengaku sangat senang mengikuti kegiatan kemah budaya mengisi hari libur sekolah. Biasa di rumah dan kegiatan sehari-hari HP tak boleh lepas dari genggaman, namun dalam kegiatan ini dilarang keras membawa HP. Pertamanya kaget mendengar tidak boleh bawa HP tapi setelah mengikuti kegiatan jadi lupa dengan HP. “Tas dan barang bawaan di cek dulu oleh panitia, jika ditemukan HP akan ditahan sementara sama pihak panitia,” ujarnya sembari mengatakan mengikuti kegiatan pertama serasa canggung bertemu dengan teman-teman baru lain sekolah.

Baca juga:  Staycation Alternatif Liburan yang Aman di Kala Pandemi

Sandi Haris Saskara, siswa kelas 12 SMAN 6 Denpasar juga mengaku rasa cangung bertemu dengan teman baru di kemah budaya ini. Namun ini menjadi tantangan dan dapat beristeraksi dan bertukar pengalaman bersama teman-teman sebaya.

Sementara Ketua panitia Wahyu Diatmika mengatakan selama empat hari kegiatan siswa dilarang membawa HP. Hal ini dilakukan untuk kebersamaan para siswa dalam pelaksanaan kemah budaya.

Dalam kegiatan ini memberikan kesempatan para siswa berinteraksi dalam kelompok yang diisi dengan kegiatan ceramah umum dengan tema “Sarin Sesarin Dharma Manusa”, lomba keterampilan budaya, lomba debat budaya, lomba karya tulis ilmiah, lomba drama tardisional, serta studi lapangan mengetahui riset sederhana terkait tema. “Peserta 40 orang dari 10 sekolah SMA Negeri dan swasta di Kota Denpasar, yang nantinya para peserta sekaligus menjadi calon organisasi pelestari budaya Kota Denpasar,” ujarnya. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Gunakan Dana Desa untuk Perbaiki Jalan, Ini Kendalanya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *