SEMARAPURA, BALIPOST.com – Udang galah yang memiliki habitat di air payau ternyata sangat berpotensi untuk dikembangkan di Klungkung. Pasalnya, Klungkung memiliki garis pantai yang panjang dan air laut tak tercemar.

Saat ini Klungkung menjadi tempat pengembangan bibit udang galah yang mempunyai pasar besar di Gianyar dan Karangasem. Ada sebanyak lima bak kolam berisi 300 ribu hingga 400 ribu bibit udang galah yang dikelola Balai Bibit Udang Galah (BBUG) Kecamatan Dawan, Klugkung.

Baca juga:  Jelang Lebaran, Distan Banyuwangi Sidak Daging Oplosan

Menurutnya, bibit udang galah bisa hidup sangat baik di Klungkung karena didukung air laut yang tidak terkontaminasi limbah. “Di Klungkung tidak ada pabrik sehingga air laut tidak tercemar,” tutur I Made Soken Koordinator BBUG Klungkung.

Untuk dapat menyediakan media air payau, air laut yang diambil dari wilayah pantai Persinggahan dicampur dengan air sumur. Selama budidaya, diperlukan kadar oksigen pada media air.

Menurut Soken, diperlukan gelembung udara yang disalurkan melalui selang secara berkala agar kebutuhan oksigen pembibitan udang dapat terpenuhi.

Baca juga:  Dari Bali Diminta Pertimbangkan "Lockdwon" hingga Tuai Keluhan, Sanksi Denda Warga Tidak Bermasker

Saat ini BBUG memiliki 5 bak pembibitan udang galah dengan umur yang bervariasi mulai dari satu minggu hingga tiga minggu. Idealnya bibit yang bisa dijual berkisar umur 35 hari. Untuk harga satu bibit udang galah hanya sekitar Rp 45 rupiah.

Rata-rata penjualan bibit berkisar 10 ribu hingga 20 ribu ekor udang. Permintaan paling banyak berasal dari Gianyar dan Karangasem. Sementara di Klungkung masih sangat minim.

Baca juga:  Proses Fermentasi Belum Optimal, Permintaan Ekspor Kakao Jembrana Terkendala

Menurut Soken tidak ada hambatan untuk pengembangan udang galah di Klungkung. Hanya saja diperlukan lahan sedikitnya lima are di pesisir pantai untuk pembuatan kolam minimal dua kolam tanah.

Sayangnya, melonjaknya harga tanah di pinggir pantai akibat imbas dari keberadaan By Pass Ida Bagus Mantra membuat masyarakat harus berpikir dua kali untuk membeli tanah. Selain sewa tanah yang amat tinggi di pesisir pantai, harga beli tanah pun sudah sangat tinggi. (Dewa Farendra/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *