dolphin
Suasana di perairan Lovina. (BP/dok)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Atraksi Dolphin di habitat aslinya sejak dahulu dikenal sebagai mascot wisata Lovina. Hanya saja, pengunjung paket wisata tersebut mengalami fluktuasi. Khusus pada libur lebaran dan bersamaan libur sekolah, paket wisata bahari di Lovina dan sekitarnya mengalami peningkatan signifikan. Dominasi pengunjung ini adalah wisatawan dometik (Wisdom).

Pemandu atau yang bisa disebut joki menyebut dalam sehari melaut hingga tiga kali. Padahal, sebelum libur panjang, mereka menganatrkan wisatawan hanya satu kali dan terkadang tidak mendapat tamu sama sekali.

Pantauan di sentra wisata Lovina Kamis (29/6) tampak para joki sibuk menawarkan paket tour ke tengah laut menyaksikan atraksi Dolphin di habitat aslinya. Sementara, perahu (jukung) tampak lalulalang mengantar rombongan wisatawan menikmati wisata bahari yang ramai pengunjung.

Baca juga:  Puluhan Penyembuh Alternatif Kumpul di Jaba Pura Puri Agung Satria

Di sentra pariwisata Lovina, para joki menarik ongkos paket wisata bahari Rp 75.000 per orang. Satu jukung maksimal mengangkut empat orang wisatawan dengan durasi wisata satu jam penuh. Bahkan, jika populasi Dolphin sulit muncul karena situasi laut, durasi tersebut bisa ditambah.

Salah seorang tokoh pariwisata di Lovina Made Kardika mengakui sejak libur lebaran dan libur sekolah kunjungan wisatawan lokal ke Lovina meningkat dari hari-hari biasanya. Meski kesmepatan “emas” berlangsung singkat, akan tetapi dampaknya sangat dirasakan oleh para joki atau pelaku wisata lainnya. Dia mencontohkan, pada libur panjang ini, joki dalam sehari bisa melaut hingga tiga kali karena pengunjung tertarik menyaksikan atraksi Dolphin di habitat aslinya.

Baca juga:  Krisna Water Sports

“Setiap libur panjang dan bersamaan lebaran ini sangat dirasakan dampaknya oleh teman-teman joki karena mereka bisa membawa uang lebih dibandingkan sebelum libur panjang yang hanya mengantar tamu hanya satu kali dan itu pun kalau dapat tamu atau orer dari pihak hotel,” katanya.

Mantan anggota DPRD Buleleng ini menambahkan, Dolphin sebagai mascot pariwisata Lovina yang tidak dimiliki di daerah lain kelestasriannya harus dijaga oleh semua komponan masyarakat. Salah satu hal yang harus diperhatikan ketika para joki melaut sampai menemukan grombolan Dolphin yang mencari makan hendaknya tidak berebutan. Bahkan saling prilaku kejar-kejaran di lautan hendaknya dihindari karena Dolphin menjadi stress dan akan muncul ke permukaan air.

Baca juga:  Dimediasi PDIP, Dewa Rai dan Kadek Diana Berdamai

Selain itu, wisatawan yang diantar mendapatkan pengalaman jelek, sehingga mereka menceritakan kesan yang kurang baik itu di luar daerah. “Memang karena semakin banyak joki dan kadang munculnya gerombolan Dolphin terkadan sedikit, sehingga ini harus diperhatikan untuk menjaga kelestariannya dengan cara lebih mengutamakan kelestarian hewan laut yang kita “jual” kepada tamu,” jelas pria yang akbrab disapa Ambu ini. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *