SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rasa cemas petani garam akan digusur terkait rencana Pemkab menata pantai Belatung, Desa Pesinggahan, Dawan mendapat respon Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta. Bupati asal Ceningan, Nusa Penida ini langsung turun ke lokasi menemui petani garam di pantai Belatung. Kedatangan Bupati Suwirta ini tentunya membuat petani garam senang. Karena mereka bisa langsung menanyakan rencana Pemkab melakukan penataan.
Seperti yang dilakukan Ketut Santa dan Wayan Satria. Dua petani garam ini langsung meminta kejelasan Bupati Suwirta akan rumor tersebut. Karena keduanya merasa khawatir akan kehilangan mata pencaharian jika seandainya gubuk dan lahan tempatnya membuat garam harus digusur. Namun dalam kesempatan tersebut, Bupati Suwirta menghimbau agar mereka untuk tenang dan tidak usah khawatir. Malah Bupati Suwirta berjanji akan mempertahankan eksistensi para petani garam tradisional yang hanya masih tersisa tiga orang ini.
Termasuk tidak akan mengganggu pemukiman kecuali jika lahan kepemilikan sampai menutup akses publik. “Dalam penataan nanti pemerintah tidak akan menggusur atau bahkan menghilangkan aktivitas pembuatan garam tradisional dan nelayan dari pantai Belatung. Malahan nelayan dan lokasi pertanian garam ini akan ditata sebaik mungkin sehingga akan menjadi bagian dari objek wisata dan rest area yang akan semakin menambah daya tarik kunjungan wisatawan, namun jika ada kepemilikanlahan yang sampai menutup area publik, hal ini akan didiskusikan lebih dulu,” ujar Bupati Suwirta.
Menurut Bupati Suwirta rencana penataan pantai Belatung sudah selesainya dilakukan Feasibility Study atau studi kelayakan. Setelah itu dilanjutkan dengan DED dan penataanya mulai dilakukan pada tahun 2018 sesuai dengan ide Bupati Suwirta sejak dulu. Dalam idenya, Bupati Suwirta ingin membangun area public, rest area, jogging track, bale bengong, lapangan voli pantai dan pemasangan tulisan dengan huruf berukuran besar. “Jika penataan telah selesai, selanjutnya desa setempatlah yang akan mengelola obyek wisata pantai belatung ini, bukan pemerintah daerah,” katanya.
Sementara dalam kunjungannya, Bupati Suwirta juga menyempatkan diri mencoba salah satu tahap pembuatan garam tradisional yaitu penyiraman air laut pada lahan pasir yang telah diratakan. Bupati Suwirta nampak kesulitan melakukan proses penyiraman itu ditambah lagi dengan beban berat air laut yang harus dipikul. “Saya tidak mengira akan sesulit ini, padahal kalau dilihat para petani itu terlihat gampang melakukannya,” ujar Bupati Suwirta diiringi gelak tawa para petani dan warga yang menyaksikan aksinya. (kmb/balipost)