BANYUWANGI, BALIPOST.com – Prediksi puncak arus balik dari Jawa ke Bali, Sabtu (1/7), sepertinya meleset. Buktinya, sejak pagi, arus kendaraan roda dua dan empat di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi terpantau ramai lancar.
Tak beda jauh dengan hari sebelumnya. Data dari posko mudik ASDP Ketapang, hingga H+6, pemudik yang sudah kembali ke Bali baru 45 persen. Rata-rata didominasi roda empat.
Sejak pagi roda dua mendominasi penumpang yang akan menyeberang ke Bali, namun antrean tetap tertampung di areal parkir pelabuhan, baik ASDP maupun LCM Ketapang. Tak lagi melubernya antrean ini dipengaruhi beberapa faktor.
Salah satunya, dikerahkannya dua kapal super jumbo, KMP Portlink VII dan KMP Madani. Total jumlah kapal yang diterjunkan sebanyak 34 unit. “Jumlah arus pemudik memang terus meningkat, terutama roda dua. Namun, tak sampai meluber,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang – Gilimanuk Elvi Yosa.
Dijelaskan, arus pemudik yang kembali ke Bali biasanya akan terus mengalir cukup lama. Berbeda dengan saat arus mudik yang datangnya nyaris bersamaan. “Kita perkirakan arus balik ini akan terus berlanjut setelah Minggu (2/7),” kata Elvi Yosa.
Dijelaskan, jumlah pemudik pejalan kaki yang sudah menyeberang ke Bali baru mencapai 45 persen, sekitar 227.686 orang. Sedangkan roda dua baru 27 persen atau 27.359 unit dan roda empat mencapai 48 persen atau sekitar 28.996 unit. “Yang terbanyak memang roda empat yang sudah kembali ke Bali. Justru roda dua yang masih belum maksimal,” ujarnya.
Pihaknya memprediksi, roda dua ini akan kembali ke Bali secara bergelombang. Biasanya hingga menunggu Lebaran Ketupat.
Karena itu, pihaknya terus menyiagakan penjualan tiket di bufferzone di lapangan Pelindo dan Pesisir Watudodol. Penjualan tiket di luar pelabuhan ini, kata Elvi Yosa, untuk mengurangi tingkat antrean di Pelabuhan Ketapang. Sehingga, begitu masuk pelabuhan, penumpang tinggal melewati pintu scanning khusus tiket elektronik.
Sejauh ini kata dia, penjualan tiket elektronik cukup membantu mengurangi antrean di loket tiket. “Tiket elektronik lumayan, pengaruhnya sekitar 2 persen di Ketapang – Gilimanuk,” pungkas Elvi Yosa. (Budi Wiriyanto/balipost)