BIAK, BALIPOST.com – Pembukaan Festival Biak Munara Wampasi (BMW) ke-5 berlangsung meriah. Perhelatan yang digelar mulai tanggal 1 hingga 4 Juli 3017 itu dibuka langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di Nirmala Beach Hotel, Biak, Papua.
Acara yang juga didukung oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar itu juga sukses mendapatkan pengakuan dunia. Itu setelah, festival yang masuk ke dalam Calender of Event Kemenpar itu mendapatkan penghargaan Indonesia bahkan dunia.
Penghargaan-penghargaan tersebut adalah penghargaan dunia Official World Record Certificate sebagai Largest Traditional Boat dengan ukuran terbesar 30 Meter dan 1000 drum Tifa dalam acara pembukaan. Penghargaan tersebut dikeluarkan olehwww.recordholdersrepublic.co.uk.
Sementara penghargaan kedua adalah dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai Penggagas Perahu Tradisional Terbesar dan 1000 Drum Tifa Bupati Biak Numfor Papua, Thomas Alfa Edison dan yang terakhir adalah untuk penyelenggara Perahu Tradisional Terbesar dan 1000 Drum Tifa Dewan Kesenian Biak di perhelatan BMW 2017 tersebut.
“Terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang telah konsisten dan terus menerus mendukung acara festival kami ini, terutama kepada bapak Menteri Pariwisata yang diwakilkan kepada ibu Deputi, berkat dukungan Kemenpar, kami percaya bahwa pariwisata akan menjadi sektor unggulan di Biak,”ujar Bupati Biak, Thomas Alfa Edison dalam sambutannya.
Thomas menambahkan, penghargaan-penghargaan tersebut diharapkan agar Biak selain semakin dikenal di domestik dan juga menjadi dikenal di mata dunia. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait agar Biak semakin banyak didatangi oleh maspakai-maskapai dalam dan luar negri, karena bandara sudah internasional, tinggal kami menyiapkan destinasi semakin baik dan sumber daya yang segera siap,” kata Thomas.
Dalam acara pembukaan, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mendapatkan kehormatan membuka festival. Dalam sambutannya, wanita berhijab itu mengatakan bahwa Biak harus konsisten mengadakan even seperti BMW 2017 harus setiap tahun, harus dipublikasikan di semua elemen media terutama di dunia digital, dan yang terpenting adalah persiapannya harus matang.
“Apalagi acara ini punya atraksi budaya yang cukup populer seperti Apen Beyeren yang berjalan di atas api. Ini harus dikemas dengan kelas dunia, agar wisatawan nusantara datang bahkan wisatawan mancanegara juga tertarik,” ujar Esthy.
Esthy menambahkan, Biak juga diharapkan memikirkan skala prioritas untuk mendukung Pariwisata Indonesia yakni dengan memikirkam Air Connectivity, Go Digital dan Homestay yang memadai untuk promosi dan menyambut wisatawan. Festival BMW juga harus memiliki hakikat dimana kebutuhan Aksebilitas, Amenitas, dan Atraksi harus terus dikebut oleh pihak-pihak terkait.
“Kesuksesan sebuah event selalu disinergikan dengan pentahelix: ABCGM: Akademisi, Bisnis, Comunitas, Goverment dan Media. Ini juga harus terus ditingkatkan,” kata Esthy.
Sekadar informasi, ciri khas Festival BMW yang tidak ditemukan ditempat lain adalag Snapmor (penangkapan ikan dengan cara ditombak), Atraksi 1000 Tifa (alat musik tradisional budaya Biak), parade Wor dan Pancar (tari tradisional budaya Biak) dan Upacara religi Apen Beyeren (berjalan di atas bara batu api) ini sebagai ikon Kab. Biak.
Dalam perhelatan ini ada kegiatan menangkap ikan tradisional di air laut yang surut (snapmor). Atraksi budaya berjalan di atas batu panas (Apen Beyeren). Dan yang suka bahari, ada lomba perahu tradisional waimansusu dan wisata ke objek di Kepulauan Padaido/Aimando serta lomba foto bawah laut.
Selain itu ada juga Pameran Anggrek, Photography Tour, Diving, Parade Wor Yospan, Lomba Lari 10 K, Tour Padaido, Workshop Photography, Snapmor, dan sebagainya. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut gembira dengan semua penghargaan-penghargaan maupun rekor yang diraih di BMW 2017. Karena dengan penghargaan, imbuh Menpar, event tersebut akan terangkat dan dikenal wisatawan.
Pria asli Banyuwangi itu juga menambahkan, 60 persen wisman ke Indonesia karena culture atau ingin merasakan atmosfer budaya lokal.
Sisanya, 35 persen faktor alam atau nature, dan 5 persen man made, atau wisata yang di-create orang, seperti sport event, MICE, show music dan lainnya. “Festival BMW 2017 harus terus punya kombinasi yang sempurna, antara culture, nature, dan man made. Karena itu value-nya akan berimbas pada destinasi-destinasi di Biak,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (kmb/balipost)