MANGUPURA, BALIPOST.com – Jalan Poppies II Kuta pada malam hingga dini hari menjadi daerah rawan kejahatan. Bahkan jalan yang kerap didatangi wisatawan asing maupun domestik ketika berlibur di Kuta dan mencari hiburan malam ini diberi julukan Jalur Gaza oleh penduduk setempat.
Pasalnya, hampir setiap hari terdengar teriakan wisatawan yang menjadi korban pencopetan dan pembegalan. Menurut salah satu sopir taksi, Komang Uban, ia sering melihat aksi pencopetan dan pembegalan yang menyasar wisatawan. Korbannya adalah wisatawan yang kembali dari tempat hiburan malam menuju tempat menginap dengan melewati jalan tersebut.
Ia mengatakan modus para pencopet ini cukup unik. Mereka menawarkan jasa ojek dan membawa para bule ke tempat sepi. Di sana akan ada komplotan yang sudah menunggu untuk mengambil harta benda sang bule yang diajak kawanan penjahat yang berpura-pura menjadi tukang ojek.
Diutarakannya peristiwa kejahatan seperti ini sering terjadi sehingga warga setempat dan wisatawan asing yang mengetahui reputasi jalan itu memberikan julukan Jalur Gaza. Pencopet dan pembegal tidak pandang bulu dalam beraksi. Bahkan anak-anak tak luput dari aksi keji para pencopet ini. Setelah berhasil, biasanya dompet korban dibuang ke atas atap rumah warga atau bangunan tinggi di sekitarnya.
Menurut salah satu warga lokal Poppies II Kuta, Robert Rahardja, jalan itu memang rawan kejahatan. Modus para pencopet terbilang nekat dan profesional serta terstruktur. Hampir di setiap aksinya tidak pernah gagal karena korban dibuat lumpuh tak berdaya.
Bila korban mencoba melawan, teman-teman pencopet yang berjumlah belasan akan segera mengeroyok korban. Aksi yang meresahkan warga dan wisatawan ini sayangnya belum ada tindak lanjut dari aparat keamanan.
Hingga hari ini, belum ada patroli petugas keamanan dan tindakan penertiban maupun pembubaran massa yang berkerumun pada dini hari di jalan tersebut. Aparat keamanan diharapkan segera bertindak agar Jalan Poppies II bisa menjadi daerah yang aman, baik pagi maupun malam hari. (kmb/balitv)