GIANYAR, BALIPOST.com – Memasuki awal Juli 2017, anggaran dari pemerintah pusat untuk revitalisasi Pasar Seni Sukawati juga belum ada kejelasan. Kini Pasar Darurat senilai Miliaran Rupiah yang dibangun di lapangan Sutasoma, Sukawati ini pun terancam mubasir.
Pantauan Bali Post bangunan Pasar Darurat yang dibangun di atas lapangan sepak bola milik desa sudah rampung di bangun sejak Juni lalu. Menghabiskan anggaran Rp 1.059.965.000 ini, di lapangan tersebut terbangun 45 los kecil dan 2 los besar di bagian depan.
Namun hingga kini pasar tersebut belum bisa dimanfaatkan, karena masih menunggu keputusan pemerintah pusat untuk relokasi pedagang. Apabila anggaran datang, pedagang di pasar seni direlokasi ke pasar darurat yang lokasinya tak jauh dari pasar saat ini.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Gianyar, Wayan Suamba, mengakui anggaran Rp 60 Miliar yang awalnya dijanjikan untuk merevitalisasi pasar seni batal dicairkan tahun ini. Walau batal, Suamba menampik jika pasar darurat yang sudah kadung terbangun mubasir. “Tetap terpakai. Kami siapkan dulu. Nanti anggaran (Rehab, red) datang kan tinggal direlokasi,” jelas Suamba.
Dikatakan Suamba, hingga kini pihaknya tetap memperjuangkan anggaran pusat. Pada 19 Juni lalu, Disperindag Gianyar telah mengadakan pembahasan di Direktorat Logistik Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. ” Hasil rapat, masih ada sisa waktu hingga Desember 2017 untuk merrevitalisasi pasar seni Sukawati,” terangnya.
Suamba mengaku, untuk mengambil dana pusat, pihaknya harus merumuskan lagi bersama instansi terkait. “Dengan ULP, BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah, red) yang melaksanakan pembongkaran bangunan lama, Dinas PU (Pekerjaan Umum) dan Bappeda,” ungkapnya.
Kini pihaknya pun menunggu pencairan dana kisaran 20 Miliar untuk proses pembangunan fisik Pasar Seni Sukawati. Dikatakan pengjuan dan tersebut sudah dikirim beberapa minggu lalu. “ Kini masih menuggu pencairan itu, “ tandasnya. (manik astajaya/balipost)