truk
Dirjen Hubdat Kementerian Perhubungan RI, Pudji Hartanto bersama jajaran dan Kapolres Jembrana meninjau arus balik di Pelabuhan Gilimanuk. Pudji mengapresiasi para pengusaha menindaklanjuti imbauan truk tidak beroperasi selama arus mudik dan balik. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com – Himbauan tidak beroperasinya truk lebih dari dua sumbu selama arus mudik dan arus balik Lebaran ini disebut faktor berkurangnya kepadatan di jalur mudik darat. Peran pengusaha menindaklanjuti himbauan Kadin mendapat apresiasi dari Kementerian Perhubungan RI.

Dirjen Perhubungan Darat (hubdat) Pudji Hartanto, disela-sela pemantauan arus balik Lebaran di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk, Minggu (2/7) mengungkapkan secara umum ada penurunan kepadatan lalu lintas dari sebelumnya. Trip kapal yang melayani penyeberangan Selat Bali juga sudah operasional seperti biasa.

Dari evaluasi arus balik ini, truk-truk yang sudah mulai beraktivitas diminta untuk diparkirkan dulu di kantong-kantong parkir yang aman oleh polisi. Menurutnya ini merupakan upaya yang membantu kelancaran arus lalu lintas selama mudik dan arus balik. “Kami mengapresiasi Polres Jembrana dan Tabanan. Tidak beroperasinya truk lebih dari dua sumbu ini sangat berpengaruh. Ini wujud sinergi antara pemerintah dan pengusaha, imbauan itu diterima,” terangnya.

Baca juga:  KKP Perketat Pemeriksaan Penumpang di Bandara Ngurah Rai

Dengan tidak beraktivitasnya angkutan truk, berkontribusi besar untuk tidak menimbulkan kepadatan lalu lintas. Sebab, evaluasi tahun-tahun sebelumnya truk sangat berdampak  saat kondisi lalulintas padat. Terutama truk lebih dua sumbu. Selain berat, berjalan pelan juga sulit untuk berbelok. “Dari pantauan kami, bukan hanya disini (Ketapang-Gilimanuk), di Jakarta pun juga tidak ada. Kami juga apresiasi Kadin,” tandas Pudji.

Sementara itu, dari data yang dihimpun di ASDP Gilimanuk, jumlah pemudik yang kembali baru berkisar 50 persen. Kapolres Jembrana, AKBP Priyanto Priyo Hutomo kemarin mengatakan hingga H+6 total orang dan kendaraan yang masuk ke Bali baru rata-rata 50 persen dibanding saat arus mudik. Sehingga kemungkinan arus balik masih terjadi hingga beberapa hari ke depan. Bahkan dimungkinkan setelah operasi Ramadniya 2017 berakhir, masih akan terjadi arus balik ke Bali.

Baca juga:  Tempat Isoman di Makassar, Kemenhub Siapkan Kapal Pelni

Menurut Kapolres ada beberapa sebab arus balik tidak bersamaan, pertama sekolah masih libur hingga tanggal 10 Juli dan para pedagang yang juga belum datang karena masih nuansa Idul Fitri sehingga perdagangan belum bergeliat. Kendati demikian petugas menurutnya akan tetap siaga antisipasi kepadatan arus balik hingga Operasi Ramadniya 2017 usai Selasa (4/7). Pos pemeriksaan kendaraan yang dilakukan terpadu dekat Pos KTP Gilimanuk masih tetap dilakukan melihat kondisi dan situasi. “Kita terapkan terpadu dan gabungan disana, untuk antisipasi arus balik. Ketika sudah normal pos pemeriksaan akan kita geser lagi ke tempat semula,” ujarnya.

Dari pengamatan, pemeriksaan terhadap pemudik yang kembali ke Bali dilakukan terpadu. Pos Pemeriksaan digeser diluar Pelabuhan dengan mendirikan tenda untuk jalur pemeriksaan kendaraan roda dua (R2). Sedangkan untuk mobil pribadi, bus dan kendaraan umum lainnya  diarahkan ke jalur Pos KTP di dalam Terminal Gilimanuk.

Baca juga:  Cegah Pungli Kemenhub Terapkan e-Tilang

Sementara truk yang sudah mulai beroperasi melintasi jalur lurus menuju jalan Denpasar-Gilimanuk. Kapolres mengatakan sistem ini lebih efektif, selain dilakukan secara gabungan juga mengurai kepadatan di dalam pelabuhan.

Sementara itu dari data di ASDP Gilimanuk, jumlah pemudik dan kendaraan yang keluar Bali selama arus mudik (H-10 hingga H1) lalu sebanyak 487.898 orang, 98.290 unit roda dua dan 57.426 unit roda empat. Sementara selama arus balik (H2 hingga H-5) kemarin, baru terdata penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang sebanyak 217.154 orang,  roda dua 31.455 unit dan roda empat 26.214 unit. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *