DENPASAR, BALIPOST.com – Saat ini terjadi penurunan etika dan moral di kalangan anak-anak. Begitu juga orang-orang yang ribut masalah agama, dipastikan mereka kurang mendapat pendidikan maupun pemahanan tentang kebinekaan dan juga Tat Twam Asi. Hal itu disampaikan Ketua PHDI Pusat, Mayjen (Pun) Wisnu Bawa Tenaya saat menjadi narasumber seminar di Denpasar, Sabtu (1/7) lalu.
Oleh karena itu, mantan Pangdam IX/Udayana ini berharap kepada para orang tua harus agar mengajarkan anak bertindak adil dan sopan santun termasuk etika moral. Wisnu yang dalam paparannya diselingi humor juga berharap kepada orang tua dan guru menanamkan kedisiplinan.
Selain juga arif dan bijaksana dalam mendidik anak-anak. Jangan sampai dalam mendidik anak bersifat instan. “Pendidikan ideologi paling penting,” tegas pria asal Mengwi, Badung ini.
Pada kesempatan itu, Wisnu mengajak peserta seminar salam lima jari yaitu salam Pancasila, merdeka, cinta tanah air, cinta Pancasila, cinta sesama dan satu dengan yang lain saling menghormati. “Jangan ruwet-ruwet, mari kita happy. Kalau tidak happy berarti ada utang,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Reskrimum Polda Bali Kombes Pol. Sang Made Mahendra Jaya mengatakan, penyebaran paham radikalisme sekarang ini seiring perkembangan teknologi. Oleh karena itu masyarakat terkepung dengan paham-paham anti Pancasila. “Peran tokoh agama sangat penting dan harus menjadi panutan. Saat ini anak-anak paling mudah dipengaruhi dan disusupi,” ujarnya.
Menurutnya, segala sesuatu yang terjadi di Bali gaungnya mendunia, contohnya Bom Bali 1 dan 2. Oleh karena itu Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Golose mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga Pulau Dewata agar selalu aman dan kondusif. “Salah satu yang mendapat atensi beliau (Kapolda) tindak kekerasan dilakukan anggota ormas. Kami berkomitmen untuk memberantas segala bentuk tindak kekerasan,” ujar Mahendra.(kertanegara/balipost)