SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kematian tragis guru SD, Ni Nengah Sri Arini (55) dengan kondisi leher tergorok masih menjadi buah bibir di masyarakat, terutama masyarakat Br. Tengah, Desa Gunaksa, Dawan, Klungkung. Pasalnya, kematian guru di SDN 3 Gunaksa ini masih misterius. Pihak kepolisian hingga kini juga belum mengambil kesimpulan terkait penyebab pasti kematian dari nenek yang telah dikaruniai lima cucu tersebut.
“Untuk sementara ini kasusnya masih tahap penyelidikan. Kita belum bisa menenentukan apakah ini peristiwa pidana atau bunuh diri,” ujar Wakapolres Klungkung, Kompol I Nengah Sadiarta disela sela acara TMMD di Lapangan Umum Dawan, Selasa (4/7).
Namun demikian, untuk menyelidiki kasus tersebut, Wakapolres, Kompol Sadiarta mengatakan kalau petugas sudah mengamankan beberapa barang bukti seperti bercak darah, pisau dan bahkan barang bukti lain termasuk handphone dan laptop. Selain itu, pihaknya juga masih mengupayakan pendekatan dengan keluarga korban untuk dilakukan pemeriksaan autopsi terhadap jenazah Ni Nengah Sri Arini.
“Sesuai undang-undang wajib pihak penyidik untuk melakukan autopsi terhadap korban. Tapi jika pihak keluarga tetap tidak mengijinkan untuk dilakukan autopsi terhadap korban, maka kami minta pihak keluarga menandatangani surat pernyataan, apa yang membuat pihak keluarga keberatan untuk dilakukan autopsi,” ujar Kompol I Nengah Sadiarta.
Yang jelas, Wakapolres mengatakan hasil autopsi terhadap jenasah korban akan mengungkap penyebab pasti kematian korban. Termasuk menjawab apakah korban benar-benar bunuh diri, atau penyebab kematiannya karena adanya unsur tindakan pidana. “Nanti dari ahli dokter forensik yang bisa menjelaskan hal itu. Bagaimana cara meninggalnya dan apakah ada luka lain yang menyebabkan kematian. Itu nanti bisa dijelaskan oleh dokter forensik,” terangnya
Selain itu, sampai saat ini pihak kepolisian juga belum dapat menggali informasi dan meminta keterangan suami korban, Ketut Rasna karena masih dalam kondisi syok. Ketut Rasna merupakan saksi pertama yang melihat istrinya tergeletak tidak bernyawa di kamar mandi dengan kondisi leher terluka. “Pihak suami katanya masih syok dan belum bisa dimintai keterangan. Namun, suaminya akan kita mintai keterangan secepatnya. Kalau bisa hari ini pihak suaminya kita minta keterangan, sehingga mempercepat proses penyelidikan,” kata Wakapolres.
Sementara, informasi dilapangan, jenasah korban belum dibawa ke rumah duka. Jenasah korban masih dititip di kamar jenasah RSUD Klungkung. Mengingat masih ada piodalan di Pura Bukit Buluh, Dawan. Rencannya jenasah korban bakal di aben setelah piodalan di Pura setempat. “Rencananya diaben setelah rainan di Pura Bukit Buluh,” ujar salah seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya.
Seperti diberikatakan sebelumnya, korban pertama kali ditemukan bersimbah darah oleh suaminya (Ketut Rasna—red) di kamar mandi sekitar pukul 07.00 wita. Kejadian ini bermula ketika Rasna curiga tidak melihat istrinya di rumah sepulang dari pasar Gunaksa. Karena itu Rasna kemudian mencari istrinya ke pasar Gunaksa. Karena tidak ada di pasar, Rasna kemudian kembali pulang mencari istrinya di sekitar rumah.
Rasna kaget melihat istrinya sudah dalam keadaan terlentang dibawah lantai bersimbah darah. Karena panik dan syok, Rasna kemudian menghubungi kakak korban yakni I Wayan Arsa Dana (57), yang tinggal di Br. Ulunsuwi, Desa Sampalan Klod, Dawan untuk memberitahukan kejadian tersebut dan menghubungi polisi. (kmb/balipost)