Gusti Kade Sutawa. (BP/dok)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Pekerjaan dan agama harus seimbang sehingga kehidupan bisa berjalan dengan baik. Hal itu lah yang dipercaya Dr. Gusti Kade Sutawa, SE, MM, MBA, yang kini menjadi Corporate GM di Puri Saren Hotels.

Gusde Sutawa, demikian ia akrab disapa, mengatakan keseimbangan antara pekerjaan dan spiritualisme ini harus dibangun lewat kesadaran diri. Pasalnya tanpa adanya kesadaran dari diri sendiri, membangun akar yang kuat dalam hal agama akan sulit diwujudkan.

Baca juga:  Truk Adu Jangkrik di Penginuman

Ia mengaku berupaya menyeimbangkan antara pekerjaan dan agama lewat kebiasaan membaca mantra dan Bhagawadgita. “Sehari saya bisa membaca 40 sloka. Hal ini saya lakukan untuk memperkuat militansi dalam menganut ajaran Hindu,” ujarnya ditemui di sela-sela kesibukannya di Puri Saron Hotel Seminyak, Selasa (4/7).

Ia mengaku banyak peristiwa yang tidak bisa dijelaskan logika dialaminya karena kebiasaannya membaca mantra dan Bhagawadgita. “Kita harus percaya terhadap keyakinan yang kita anut. Hanya dengan itu lah, sesuatu yang kita harapkan bisa terwujud,” imbunya.

Baca juga:  2020, Angka Kematian di Bali Capai 28.192 Jiwa

Soal harapan dan keyakinan ini, ia memiliki pengalaman yang membuatnya tambah yakin jika Weda bisa menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi umat Hindu. Ceritanya, ketika baru menikah, ia divonis dokter tidak bisa memiliki keturunan karena persoalan hormonal. “Saya gila kerja sehingga mengalami gangguan hormonal, mungkin karena beban kerja yang berat,” papar pria yang di usianya ke-28 tahun sudah menjabat sebagai GM hotel berbintang ini.

Baca juga:  Antisipasi Lonjakan Penumpang, Pelabuhan Padangbai Siap Tambah Jumlah Trip Penyeberangan

Meski dokter sudah menyerah, ia tidak berputus asa. Terinspirasi oleh kisah Kunti, ia dengan rajin mengucapkan mantra memohon keturunan. Hasilnya, pria yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali ini hingga kini sudah memiliki 4 anak. “Asalkan kita yakin, semua yang kita harapkan pasti bisa terwujud,” kata salah satu tokoh yang getol menolak rencana Reklamasi Teluk Benoa itu. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *