NEGARA, BALIPOST.com – Puluhan warga Banjar Anyar, Desa Tegalbadeng Barat, Kecamatan Negara memprotes keberadaan kandang ayam. Diduga keberadaan kandang ayam itu menimbulkan dampak serangan lalat.
Tiga kandang yang saling berdekatan itu berada tidak jauh dari permukiman warga dan sudah bertahun-tahun beroperasi. Namun belakangan serangan lalat cukup mengusik warga hingga di radius satu kilometer dari kandang tersebut.
Warga juga sudah melayangkan keberatan ini ke Desa setempat pada April lalu dan pihak pemilik telah membuat surat pernyataan. Namun, sepekan terakhir ini serangan lalat kembali muncul.
Sejumlah warga yang ditemui Minggu (9/7) berharap agar kondisi ini disikapi segera oleh desa. Apalagi dari informasi, usaha peternakan ayam itu belum mengantongi izin. “Hampir setiap hari, bahkan (serbuan lalat) sampai malam hari,” ujar Komang Suara, salah seorang warga.
Menurut warga, puncak serbuan lalat ini terjadi pada Rabu (5/7) lalu saat piodalan di Balai Tempek. Saat itu warga berkumpul dan mendapati serbuan lalat itu. Bahkan warga yang tinggal jaraknya satu kilometer juga merasakan dampaknya.
Sejatinya, puluhan warga sudah menyampaikan protes ini juga menyertakan tandatangan ke desa. Setelah dibuat surat pernyataan, serbuan lalat sudah agak mendingan. Tetapi belakangan muncul lagi.
Warga tidak mempermasalahkan ada usaha kandang ayam, hanya saja diharapkan supaya penanganannya sesuai dan tidak mengganggu warga sekitar. Terutama terkait dampak saat panen seperti serbuan lalat ini. “Sekarang lagi muncul begini (lalat), kami harapkan ada tindaklanjut dari pemerintah,” tandas Ketut Suama.
Beberapa warga yang berjualan makanan dan minuman juga merasa risih. Serbuan lalat sangat banyak dan hinggap di makanan. Seperti yang dialami Ni Luh Ariani. Hampir setiap hari, warungnya diserbu lalat dan selalu mendapat keluhan dari pembeli.
Kepala Desa Tegalbadeng Barat, I Made Sudiana dikonfirmasi membenarkan adanya laporan tersebut. Desa sebelumnya sudah menyikapi bahkan dari pihak pemilik membuat surat pernyataan. Tetapi kini muncul lagi dan desa menurutnya Senin (10/7) ini akan berkoordinasi dengan pihak terkait di Pemkab Jembrana. “Nanti kita akan kumpulkan semua, termasuk dari Babinkamtibmas dan Babinsa, terkait ini dan bagaimana solusinya,” terangnya. (Surya Dharma/balipost)