DENPASAR, BALIPOST.com – Di tengah gerusan globalisasi dan perkembangan teknologi, penggunaan Bahasa Bali di kalangan generasi muda semakin terpinggirkan. Untuk melestarikan penggunaan Bahasa Bali agar tidak punah, Maha Band menciptakan karya musik berbahasa Bali.
Meskipun mengusung genre musik Rock Alternative, band yang terbentuk sejak 13 Oktober 2013 ini tetap menggunakan Bahasa Bali di setiap lagunya. “Alasan kami memakai Bahasa Bali, karena ingin mengajegkan Bali dengan cara musik kami ini. Sesuai dengan nama “Maha” yang artinya besar, tentunya kami ingin dikenal dan musik kami bisa diterima di kancah musik dunia, khususnya di Pulau dewata, dan bisa membawa Bahasa Bali go to Internasional,” ujar Rey Rock yang menggawangi Maha Band, Minggu (9/7).
Band yang berasal dari Desa Adat Tangeb, Kapal, Badung ini digawangi oleh Jack (vocal, gitar), Rega (bass), Dwiki (gitar melodi) dan Gus De (drum). Saat ini, Maha Band sudah me-recording 6 lagu yaitu Hubungan Ngambang, Nyaket Bibih, Khimoci, Mengalah, Nyentana dan Jam 7. Bahkan, pada 4 Juli lalu, mereka sudah melaunching video klip “Nyaket Bibih” di Boshe.
“Motivasi band kami tidak muluk-muluk, karena ini awalnya dari sekedar hobi, tapi semakin lama berpikir kenapa tidak dilanjutkan ke rekaman? Nah dari sana kami memutukan untuk mencoba keberuntungan di belantika musik Bali. Banyaknya support dari teman-teman membuat kami semakin termotivasi untuk meluncurkan lagu-lagu baru. Astungkara ke depan Maha band akan bisa memberikan karya-karya terbaik untuk belantika musik Bali,” imbuh Rega. (Winatha/balipost)