Pratama Yani mengharapkan bantuan agar bisa bersekolah. (BP/ina)
BANGLI, BALIPOST.com – Nasib Ni Kadek Pratama Yani (15) warga Banjar Serokadan, Desa Abuan, Susut, tidak seberuntung anak pada umumnya. Gadis yang baru saja lulus SD nyaris putus sekolah lantaran kondisi ekonomi keluarganya yang serba sulit.

Selama ini, kebutuhan hidup keluarganya hanya ditanggung oleh ibunya yang kondisinya mengalami gangguan kejiwaan. Pratama Yani yang baru saja lulus dari SDN 2 Abuan ini mengaku bahwa dirinya selama ini hanya tinggal bertiga bersama nenek dan ibunya.

Neneknya yang bernama Jero Mangku Roya usianya sudah tua sementara ibunya yang bernama I Nengah Munjuk masih bisa bekerja namun mengalami gangguan kejiwaan sejak masih muda. Pratama Yani mengaku masih memiliki bapak namun tinggal di Kintamani sejak bercerai dengan ibunya. “Selama ini cuma ibu yang bekerja. Ibu kerjanya di sawah,” ujarnya saat ditemui di rumahnya Minggu (9/7).

Baca juga:  Wantilan Pura Jagatnata Dibongkar

Dia mengatakan bahwa setamat dari SD, dirinya tak diizinkan oleh ibunya untuk melanjutkan pendidikan ke bangku SMP. Tidak adanya biaya menjadi alasan utama ibunya menentang keinginannya bersekolah.

Namun salah seorang pamannya yang bekerja sebagai TNI di Bangli tetap menyarankan agar dia bersekolah. Dia juga mendapat dukungan untuk melanjutkan sekolah dari komunitas yang bergerak di bidang sosial.

Selain diantar langsung mendaftar sekolah ke SMPN 2 Susut. Bentuk dukungan yang rencananya juga diberikan kepada berupa pemberian bantuan pakaian, alat tulis dan keperluan lainnya. “Katanya nanti akan dibawakan buku dan tas,” ujarnya.

Baca juga:  Buleleng Dijatah 60.250 Sertifikat Gratis

Meski telah mendaftar ke SMPN 2 Abuan pada Kamis lalu, namun dirinya hingga Minggu mengaku belum mendapat izin dari ibunya. Dirinya yang akan mulai bersekolah Senin (10/7) hari ini tak tahu bagaimana cara menyampaikan hal itu ke ibunya. “Saya tidak tahu bagaimana besok. Apakah dikasi sekolah atau tidak,” ungkapnya.

Dengan kondisi ekonominya yang serba sulit, dirinya pun ragu dengan nasib kelanjutan pendidikannya ke depan. Dia sangat berharap ada pihak yang bisa memberikan bantuan terutama untuk biaya pendidikannya. Dirinya berharap, biaya pendidikannya bisa digratiskan hingga dirinya bisa tamat SMP bahkan SMA. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Disdikpora Denpasar Bahas Model Terbaik PPDB 2019, Rencana Tak Pakai Nilai UN
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *