MAKASSAR, BALIPOST.com – Pasar dalam negeri kini tengah digempur tenun dari negara ASEAN, khususnya dari Vietnam, Myanmar dan Filipina. Ini menjadi tantangan bagi industri tenun tradisional agar tetap produktif dan terjaga kelestariannya sebagai warisan budaya.
“Tenun tradisional harus dipertahankan dari gempuran tenun asing yang mulai banyak masuk ke pasar dalam negeri. Ini sangat penting untuk mempertahankan warisana budaya lokal,” kata Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas Bintang Puspayoga, dalam pembukaan Pelatihan Manajemen bagi UMKM, di Makassar, Senin (10/7) siang.
Untuk itu, Bintang menegaskan Dekranas dan Kementerian Koperasi dan UKM menjalin sinergi untuk melakukan pelatihan SDM kerajinan tenun tradisional. Dekranas telah bergerak membina tenun tradisional khususnya di 6 sentra tenun.
Bintang juga meminta agar Dekranas daerah aktif mengembangkan potensi tenun daerah yang dapat bersaing di dalam negeri dan mancanegara. Dia mencontohkan, Sulawesi Selatan memiliki potensi tenun Sengkang yang sudah terkenal. Tenun Sengkang memiliki motif dan bahan baku yang sangat berkualitas sehingga berdaya saing tinggi menghadapi tenun impor dan prospektif untuk dikembangkan.
Bintang mengatakan Dekranas sebagai organisasi nirlaba tempat berhimpunnya penggiat industri kerajinan nasional dan menjadi elemen penggerak industri kerajinan menjalankan perannya sebagai mitra pemerintah membina dan mengembangkan tradisi dan warisan budaya dalam menghasilkan kerajinan yang bermutu dan berdaya saing tinggi. “Perajin umumnya memiliki keterbatasan modal dan pemasaran, maka diperlukan sinergi untuk melakukan pembinaan dan pengembangan usaha UMKM pengrajin dalam hal pemasaran, manajemen, permodalan, peningkatan mutu dan pemanfaatan teknologi,” kata Bintang.
Dalam sinergi ini, dilakukan dengan menata kembali manajemen usaha UMKM perajin untuk mengembangkan produk kerajinan sehingga berdaya saing dan laku di pasaran. (Nikson/balipost)