DENPASAR, BALIPOST.com – Terbentur dana untuk biaya keberangkatan, akomodasi, dan konsumsi, empat siswa SMAN 6 Denpasar terancam batal mengikuti kompetisi untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka di tingkat internasional.
Rencananya, keempat siswa atas nama I Kadek Dana (XII IPA 8), Ni Luh Gede Kusumasari (XI IPA 6), I Gede Arjun Mulia Mahardika (XI IPA 5), dan Made Kumara Kamasan (XII IPA 6) tersebut akan berangkat pada 26 Agustus 2017 ke Kanada untuk mengikuti WICC (World Invention Creativity Contest) 2017. Namun, tingginya biaya yang harus dipersiapkan oleh pihak sekolah dan orang tua, yaitu Rp 60 juta per orang mengakibatkan keberangkatan mereka harus diurungkan.
Kepala Sekolah SMAN 6 Denpasar, Drs. I Nyoman Muditha, M.Pd., sangat menyayangkan hal tersebut. Padahal, kesempatan tersebut adalah ajang bagi siswa sebagai generasi penerus bangsa untuk berkompetisi di tingkat internasional. Sebagai kepala sekolah, pihaknya telah berupaya mencarikan sponsor ke instansi pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat untuk meringankan beban orang tua siswa yang bersangkutan.
Namun, sampai saat ini dana yang terkumpul baru Rp 31,5 juta. Tentu jauh dari biaya yang dibutuhkan untuk keberangkatan siswa ke Kanada. “Kami sudah bicarakan sama orang tua siswa bersangkutan, namun karena tingginya biaya yang harus dipersiapkan dan orang tua siswa ada yang mampu dan tidak, akhirnya siswa kami mengambil jalan pintas untuk mengundurkan diri mengikuti kompetisi di Kanada,”ujar Nyoman Muditha, Rabu (12/7).
Kendati demikian, pihaknya masih berusaha mengajukan proposal ke instansi pemerintah maupun swasta agar dana untuk keberangkatan siswanya mengikuti kompetsisi bisa terkumpul lebih banyak. Pasalnya, 6 siswa lainnya masih mempunyai kesempatan yang sama untuk berkompetisi di India pada 9-11 September 2017 dengan biaya Rp 28-30 juta per siswa dan di Korea pada 28-30 Juli 2017 dengan biaya Rp 35 juta per siswa. “Kami juga sudah mengajukan proposal ke dinas pendidikan Provinsi Bali, namun karena mereka tidak ada anggaran untuk itu, ya kami terpaksa mencari sponsor di instansi lain dan tokoh masyarakat sanur yang saya kenal,” tandasnya.
Pihaknya pun sangat mengharapkan Pemerintah Provinsi Bali agar bisa memberikan bantuan dana agar siswanya bisa berangkat dan berkompetisi di tingkat internasional untuk mengharumkan nama Bali dan Indonesia. Disamping juga untuk melatih siswa sejak dini untuk bersaing di tingkat internasional dalam rangka persaingan global. (winata/balipost).