JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia mengajak negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) untuk memperkuat kerjasama maritim dan resolusi damai terhadap konflik di ASEAN. Dengan wilayah laut yang menutupi hampir 80 persen wilayah ASEAN, Indonesia mengingatkan banyak sisi negatif yang terjadi dalam pemanfaatan jalur laut saat ini.
“Bagi kita untuk memanfaatkan kesempatan itu dan menjamin keberhasilan kerjasama sosio-ekonomi, kita harus memastikan situasi keamanan dan stabilitas di laut,” kata Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon saat membuka Kaukus Antar Parlemen ASEAN /ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-9 di Jakarta, Selasa (18/7).
Sebanyak 10 perwakilan anggota parlemen negara-negara ASEAN hadir dalam pertemuan diselenggarakan pada 17 hingga 20 Juli 2017 itu.
Lebih jauh, Fadli mengatakan jalur laut digunakan untuk memfasilitasi perdagangan di antara anggota ASEAN, namun pada saat bersamaan banyak pihak menggunakan jalur laut untuk menyelundupkan obat-obatan terlarang (narkoba), senjata, dan perdagangan manusia, hingga pencari suaka.
“Dan rentan terhadap pejuang teroris asing yang dapat menyebabkan dampak serius terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan ini,” ingat Fadli.
Selain itu, menurut Fadli, sumber daya kelautan juga menjadi bagian yang terintegrasi dalam kehidupan manusia terutama terkait pada ketahanan pangan, lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.
Untuk itu, Fadli mengajak para anggota parlemen di ASEAN untuk bergabung dengan komunitas global untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, melestarikan laut, dan men jadikan sumberdaya laut untuk pembangunan yang berkelanjutan.
“AIPA harus membawa isu maritim di garis depan pertimbangan antar parlemen sebagai topik penting karena ASEAN telah menerapkan berbagai inisiatif dan mekanisme untuk membahas masalah maritim,” tegas politisi dari Partai Gerindra ini.
Fadli menegaskan Indonesia memandang Kaukus Parlemen ASEAN sebagai jalan penting untuk mendalami masalah kerjasama maritim, mencari harmonisasi aturan perundangan dan “Tanah membelah tapi laut menyatukan kita,” kelakarnya. (Hardianto/balipost)