Serangkaian puncak karya di Pura Dalem Puri Besakih digelar ritual mapepada, Selasa (18/7). (BP/gik)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Puncak karya Pamlaspas, Nubung Pedagingan Lan Ngenteg Linggih di Pura Dalem Puri Besakih, Kecamatan Rendang, digelar Rabu (19/7) hari ini. Sebelumnya, digelar ritual mapepada, Selasa (18/7).

Ritual mapepada ini, untuk menyucikan seluruh hewan yang akan digunakan untuk sarana upacara. Seluruh hewan diupacarai dengan sesaji byakala sebagai lambang lahiriah dan upacara prayascita sebagai lambang penyucian rohaniah.

Ketua Panitia Pelaksana IV sekaligus Prajuru Dalem Puri I Gusti Mangku Sri Pujawan, mengatakan upacara mapepada ini di-puput Ida Pedanda Gede Purwa Gautama dari Gria Buda Wanasari Sidemen. Mangku Sri Pujawan menambahkan, hewan-hewan yang digunakan dalam ritual dan diikutkan dalam ritual mapepada ini di antaranya, ayam manca warna 25 ekor, kambing hitam 3 ekor, kerbau putih 3 ekor, angsa poleng 1 ekor, bebek belang kalung 1 ekor, bebek bulu sikep 1 ekor dan bebek jambul 1 ekor. “Kebetulan untuk kerbau putih semua merupakan punia dari beberapa pihak, sedangkan hewan lainnya kami dari panitia yang menyiapkan,” ujarnya.

Baca juga:  Amankan KTT G20, TNI AL Siagakan Sejumlah KRI di Perairan Bali

Tujuan utama upacara ini adalah menyucikan seluruh binatang-binatang yang akan dijadikan kurban secara lahir batin ini. Setelah itu, baru dilanjutkan dengan upacara majaya-jaya, sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan agar roh hewan yang akan dijadikan kurban mendapat tempat yang layak sesuai dengan fungsinya sebagai binatang kurban untuk tujuan yang suci.

Terakhir, baru dilakukan upacara purwa daksina yaitu keliling tiga kali dari timur ke selatan yang melambangkan bahwa upacara ini benar-benar menuju kesucian. “Berputar tiga kali ke kanan sebagai jalannya jarum jam adalah lambang menuju jalannya Tuhan,” tegasnya.

Baca juga:  Ramai, Umat Sembahyang saat Puncak Usaba Dalem Puri Besakih 

Sebelum ke tahap puncak karya, pada malam harinya dilanjutkan dengan upacara membem, yaitu mempersiapkan sarana upakara untuk dibersihkan secara sekala, sehingga siap dipergunakan pada puncak karya hari ini. Upacara memben banten sekaligus termasuk upacara pemlaspas adalah upakara sebagai sedana bhakti yang dipersembahkan pada puncak karya (murdaning karya). “Rencananya akan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Artha Dipa. Beliau sekaligus ketua umum karya ini akan berkesempatan meninjau persiapan membem pada malam nanti,” imbuhnya.

Baca juga:  ''Mapepada Wewalungan'' di Pura Dalem Beng-Gianyar

Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri saat hadir dalam ritual mapepada, menyampaikan kepada umat agar mendukung penuh pelaksanaan rangkaian upacara ini. Disamping itu dukungan terhadap pelaksanaan karya ini, juga bisa dilakukan dengan prilaku dan sikap yang mencerminkan kesucian, ketulusan serta kesungguhan yang dilandasi dengan rasa bakti yang tulus ikhlas, sejak dari persiapan 9 Juni 2017 lalu hingga puncak acara 19 Juli 2017 hari ini, bakti penganyar 20 Juli hingga penyineban 30 Juli nanti. “Melalui yadnya ini semoga tercipta ketentraman, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kita semua,” ujarnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *