TULUNGAGUNG, BALIPOST.com – Sekelompok ilmuwan di Kabupaten Tulungagung berhasil menciptakan sumber energi listrik alternatif hibryd. Inovasi ini merupakan perpaduan sistem panel surya dengan kincir angin vertikal.
Menurut salah satu periset dari Kedung Tekno Jaya Tulungagung, Hari Wijaya, sistem hibryd ini efektif sebagai solusi atas sistem panel surya yang kerap terkendala cuaca. Dengan perpaduan kedua sistem tersebut, energi listrik yang dihasilkan akan lebih maksimal dan tidak terpengaruh cuaca.
Pengerjaan inovasi ini dilakukan di sebuah bengkel Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Sekelompok ilmuwan yang tergabung dalam pos pelayanan teknik (Posyantek) Kedung Tekno Jaya menghasilkan temuan terbaru sistem penerangan jalan umum (PJU) bertenaga hibryd yang mengkombinasikan sistem panel surya dengan kincir angin sebagai sumber energi listrik.
Dijelaskan Hari Wijaya, untuk memaksimalkan tenaga angin, sebuah baling-baling sengaja di desain vertikal sehingga angin bisa didapat dari segala arah. Desain ini, bisa menangkap kecepatan angin yang tidak terlalu kencang, berkecepatan sekitar 2 knot atau 1,5 meter per detik untuk menghasilkan energi listrik.
Selanjutnya energi listrik yang dihasilkan dari putaran kincir dialirkan dan ditampung di baterai penyimpanan listrik atau accu untuk kemudian digunakan sesuai kebutuhan. Hasilnya, satu unit PJU tenaga hibryd ini diklaim mampu menghasilkan energi listrik sebesar 100 watt dengan catatan angin yang bertiup berkecepatan 11 meter per detik. Selama baterai penuh terisi energi listrik, lampu LED dapat menyala selama 24 jam dan energi listrik mampu bertahan 3 hari. Jika hanya terpakai 5 hingga 8 jam, lampu bisa bertahan hingga 5 hari tanpa pengisian ulang energi listrik.
Dibandingkan dengan PJU menggunakan sistem panel surya, PJU hybrid lebih murah dan efisien. Bahkan hasil inovasi ini diklaim yang pertama di Indonesia. Dengan menggunakan kincir angin vertikal, PJU ini dapat diaplikasikan di sembarang lokasi atau tempat. (kmb/surabayatv)