SINGARAJA, BALIPOST.com – Tim dokter RSUD Buleleng gagal mengangani bayi penderita kelainan bawaan tanpa lubang anus asal Dusun Klandis, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan. Setelah menjalani operasi untuk membuat saluran anus sementara dan perawatan intensif di ICCU RSUD, bayi pasangan suami istri (Pasutri) Kadek Kertiyasa (20) dan Made Tami Putriani (20) dinyatakan meninggal dunia Sabtu (22/7) sekitar pukul 00.30 wita.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng dr. Gede Wiartana, M.Kes. mengatakan, tim dokter yang menangani telah berbuat maksimal untuk menangani kelainan yang dialami sang bayi malang tersebut. Pasca operasi pembuatan saluran anus sementara melalui perut, kondisi bayi masih stabil.

Hanya pada Kamis (20/7), kondisinya sempat drop, pada waktu itu gula darahnya turun hingga di bawah normal yakni 38 persen. Turunnya gula darah itu berhasil ditangani oleh tim dokter, hinga gula darahnya kembali ke posisi normal.

Baca juga:  DPRD Badung Soal Revisi Ketinggian Bangunan, Jangan Sampai Bali Rusak Karena Kita

Akan tetapi kondisi tersebut kembali terulang, gula darah kembali turun. Tim dokter kembali melakukan upaya dengan harapan gula darah bisa dinaikkan.

Sayang, sang bayi sepertinya tidak mampu berjuang untuk mendapatkan kesembuhan, sehingga kondisinya terus bertambah kritis. Sekitar pukul 00.30 wita, bayi dinyatakan meninggal dunia.

Setelah melalui persiapan dan perlengkapan administrasi, jenazah bayi yang baru menginjak umur enam hari itu dibawa pulang oleh keluarga sekitar pukul 04.00 wita. “Sejak kelahirannya kondisi lemah sekali. Tindakan secara medis sudah sesuai dengan SOP, tapi memang kondisi bayi sangat lemah resikonya tinggi kalau bayi baru lahir dilakukan operasi,” katanya.

Menurut dr. Wiartana, karena kasus kelainan ini tergolong langka, sehingga untuk sementara pihaknya tidak berani memastikan secara pasti hingga bayi menghembuskan nafas terakhirnya. Akan tetapi, pihaknya menduga kalau bayi yang telah dinamai Ni Kadek Anindita Iswasri tersebut meninggal dunia karena mengalami kegagalan fungsi banyak organ atau dikenal dengan isitilah Multiple Organ Failure, sehingga kondisi bayi terus memburuk dan mengakibatkan kematian. “Biasanya kalau ada satu kelainan bawaan, akan diikuti kelainan bawaan yang lain berupa kegagalan fungsi banyak organ. Tetapi kami tidak bisa memastikan dan kasus ini akan dikaji oleh tim dokter di rumah sakit,” jelasnya.

Baca juga:  Survei SMRC, Tren Pemilih Jokowi Dukung Tokoh Ini Meningkat

Sementara itu nenek sang bayi Nyoman Sariani melalui pesan singkat menyatakan, berterimakasih kepada pihak rumah sakit, pemerintah daerah, dan kalangan media masa yang telah membantu memfasilitasi pengobatan cucu keduanya tersebut. Sariani menyatakan iklas dengan kepergian cucu perempuannnay itu. Terkait upacara penguburan, jenazah almarhum cucunya itu diupacarai kemarin di kuburan setempat.

Seperti diberitakan sebelumnya, anak kedua dari pasutri Kadek Kertiyasa (20) dan Wayan Tami Putriani lahir dengan mengalami kelainan tanpa lubang anus. Mirisnya lagi, kedua orangtuanya bayi malang ini merupakan warga kurang mampu. Putri keduanya itu lahir di bidan desa setempat. Jarak kelahiran putrinya itu tergolong pendek dari anak pertamanya berjenis laki-laki yang sekarang baru berumur 15 bulan.

Baca juga:  Tujuh Wilayah Alami Penambahan Kasus COVID-19, Enam Diantaranya Alami Lonjakan Kasus

Proses persalinan berjalan lancar melalui jalur lahir normal. Pasca kelahirannya, bayi yang sudah diberi nama Ni Kadek Ananditia Iswari itu pertunya tiba-tiba kembung.

Sementara di sekitar alat vital bayi sempat keluar kotoran yang menempel. Kotoran itu awalnya diperkirakan keluar dari lubang anus, tetapi setelah dibersihkan ternyata anaknya tidak memiliki lubang anus. Mengetahui kelainan itu, Kertiyasa bersama istrinya Tami dan orangtuanya kemudian datang ke RSUD Buleleng untuk memeriksakan kelainan anaknya itu.

Setelah diperiksa, dokter menyatakan bayinya memang tidak memiliki lubang anus. Doketr kemudian menyarankan dilakukan operasi agar bayi bisa buang air besar (BAB). (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *