DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu penyumbang PDB terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah industri kreatif, yaitu 60 persen dari UKM. Industri kreatif telah memberikan kontribusi 33 persen atau Rp 852 triliun dari total PDB. Subsektor utama dari 16 subsektor industri kreatif yaitu kuliner dan fashion.

Selain itu, dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia, 99,9 persen merupakan UKM. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia ditopang oleh pelaku utama UKM. Dengan demikian bangunan besar perekonomian Indonesia direpresentasikan dari UKM.

Baca juga:  Tahun Depan, Buleleng Siapkan Dana Tak Terduga 5,2 Miliar

“Karena bagian penting bagi siapapun yang komitmen terhadap bangsa ini ditunjukkan dengan komitmen membeli dan menggunakan produk UKM kita,” kata Ahmad Zabadi, Direktur Lembaga Layanan Pemasaran KUMKM (Small Medium Enterprise Cooperative/SMESCO), usai membuka Food Truck Festival 2017.

Ia menilai perekonomian Indonesia akan kuat dan kesejahteraan akan merata jika masyarakat Indonesia membeli dan menggunakan produk UKM Indonesia. Lanjutnya, UKM memang memang harus dieksplore kreatifitas dan inovasinya, karena bagian penting dari peningkatan daya tahan UKM.

Baca juga:  Berkontribusi Besar pada Perekonomian, UMKM Perlu Dibantu Kelola "Cash Flow"

Tapi suatu hal yang terpenting adalah kreatifitas harus diimbangi dengan produktifitas. “Karena kalau kreatifitas saja, kesannya jadi hanya hasil karya seni. Bagi para pelaku usaha, orientasinya adalah pasar. Tidak cukup hanya memiliki kepuasan pribadi tapi bagaimana pasar bisa menerima,” kata Zabadi.

Pihaknya akan mendorong UKM untuk memiliki kreatifitas dan produktivitas. Untuk itu pengembangan ke depan, pihaknya tidak bisa mengulang dari tingkat dasar secara terus menerus tapi harus mengembangkan wawasan UKM. “Karena yang namanya knowledge, teknologi sangat membantu kita untuk memulai sesuatu berdasarkan benchmark yang sudah ada. Inilah pentingnya pengembangan wawasan UKM kita,” sebut Zabadi.

Baca juga:  Jadwal PKB, Kamis 5 Juli

Smesco di samping memfasilitasi UKM di dalam promosi dan pemasaran produknya, tapi juga menjembatani kesiapan UKM untuk menghadapi pasar. “Jadi tidak langsung di hilirnya tapi di hulunya juga kita jembatani dengan capacity building. Kita memiliki para expert yang kompeten di bidangnya yang bisa membantu peningkatan skill, knowledge, keterampilannya, kreatifitas, eksplorasi potensi sehingga UKM menjadi produktif,” bebernya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *