BANGLI, BALIPOST.com – Di Kabupaten Bangli memiliki sebanyak 27 desa wisata yang dikembangkan untuk dijadikan sebagai destinasi pariwisata. Hanya saja, dari sekian banyak desa wisata yang dimiliki, segelintir desa wisata saja yang mampu berkembang. Sementara sisinya sulit seakan-akan masih “tertidur”.
Kabid Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan I Wayan Merta, Senin (24/7) tidak menampik jika dari 27 desa wisata yang ada di Bangli hanya beberapa saja yang mampu berkembang, sementara sisanya sampai saat ini belum mampu berkembang secara maskimal. “Dari sekian banyak desa wisata memang baru sedikit yang bisa berkembang salah satunya Penglipuran. Untuk memajukan semua itu butuh kesirius dari semua pihak mulai dari pengeloLa maupun warga setempat,” ungkapnya.
Dia mengatakan, dengan kondisi itu sejatinya yang memiliki peran penting untuk memajukan desa wisata itu tergantung keseriusan dari pengelola dan masyarakat setempat. Kata dia, masyarakat maupun pengelola yang harus lebih proaktif untuk mempromosikan desa wisata mereka, agar mampu berkembang dengan baik. Sehingga, pengelola tidak bergantung kepada pemerintah untuk mempromosikan dewa wisata mereka.
Untuk itu, pengelola harus bersinergi dengan dinas terkait untuk membuat program-program masalah pengembangan pariwisata di desa mereka. Menurutnya, sejatinya ke 27 desa wisata tersebut memliki potensi yang sangat laur biasa mulai dari segi alam, pengerajin, pertanian sangat besar. Jika itu bisa dikembangkan dengan baik, maka bukan tidak mungkin kedepannya desa wisata yang dikelola perlahan akan maju dan berkembang.
“Pemerintah sudah memberikan SK Desa Wisata. Dengan SK itu seharusnya pengelola yang lebih aktif untuk mempromosikan desa wisata mereka. Misalnya melalui media sosial maupun dengan cara yang lainnya. Jadi kita berharap bagi desa wisatanya yang belum menggeliat, supaya bisa tetap bersemangat untuk mengembangkan desanya sendiri. Sehingga kedepannya desa-desa wisata yang belum menggeliat, paling tidak bisa kecipratan wisatan kedepannya,”katanya sembari menyatakan pemerintah juga tetap ikut mempromosikan desa-desa wisata itu.
Lebih lanjut dikatakannya, pembenahan sarana dan prasarana termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus dilakuakn untuk mendukung pengembangan obejk wisata tersebut. Sebab, jika tanpa di dukung semua itu, maka akan sulit berkembang. “Misalnya pembenahan infrastruktur seperti pakir, penerapan sapta pesona dilapangan seperti apa. karena seua itu menajdi pendukung untuk pengembangan desa wisata di tempat tersebut,” ucap Merta.
Sementara itu, sebelumnya Bupati Bangli I Made Gianyar, banyaknya desa wisata yang masih belum berkembang bukan merupakan kesalahan pemerintah melainkan karena semangat desa dalam mengembangkan potensi wisata yang dimiliki masih sangat minim. Disamping itu, banyak desa wisata di Bangli yang belum berkembang juga disebabkan karena desa wisata yang bersangkutan tak memiliki pengelolaan yang jelas. “Bupati kan sudah memberikan peluang untuk maju. Untuk bisa maju ya tergantung semangat desa itu sendiri, jangan salahkan pemerintah,”tegasnya.
Dia meminta, supaya kedepan semakin banyak desa wisata di Bangli yang berkembang seperti Pengelipuran, maka desa-desa wisata yang belum mencuat agar mulai beranjak dan semangat mengembangkan potensi yang dimiliki. Apalagi dana yang dikelola desa sudah cukup besar, baik yang bersumber dari ADD maupun dana desa(DD).“Sekarang maju tidaknya desa wisata tergantung pengelola bersama masyarakat di desa setempat,” pungkas Made Gianyar. (eka prananda/balipost)