Warga sedang membantu membersihkan puing-puing gudang kerupuk yang terbakar, Selasa (25/7). (BP/udi)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Sebuah gudang pembuatan kerupuk di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, ludes terbakar, Selasa (25/7) dini hari. Tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta.

Gudang naas itu milik Sumarmo (55), warga setempat. Api melalap seluruh bagian gudang, menjelang tengah malam. Diduga, akibat korsleting listrik. Untungnya, api tak sampai jauh menjalar. Sehingga tak sampai menyambar rumah lain di kawasan padat penduduk itu.

Baca juga:  Ketua DPR: Teladani Keseimbangan dan Keharmonisan Hidup dalam Nyepi

Akibat peristiwa ini, separuh bangunan gudang hangus. Seluruh peralatan pembuatan kerupuk juga ludes terbakar. Seperti mesin pencetak kerupuk, pengering kerupuk maupun mesin pengolah bahan kerupuk. “Kejadiannya sangat cepat. Waktu saya tidur, terdengar suara ledakan. Tiba-tiba api sudah membesar,” kata Sumarmo.

Melihat api mengamuk, Sumarmo langsung berteriak minta tolong. Warga pun berhamburan mendekat. Dia menduga, api berasal dari sisa kayu bakar pembuatan kerupuk. Namun, kepastiannya masih diselidiki. “Dugaannya, api dari sisa kayu bakar habis memasak bahan kerupuk” imbuhnya.

Baca juga:  Kerugian Terbakarnya Pasar Anyar Sari Rp 9 Miliar

Api bisa dijinakkan setelah 2 unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Petugas sempat kesulitan memadamkan api. Apalagi, lokasi kebakaran berada di gang, dikelilingi perumahan. Amukan si jago merah berhasil dijinakkan setelah dua jam kemudian.

Akibat musibah ini korban mengalami kerugian sekitar Rp 150 juta. Imbasnya, proses produksi kerupuk terhenti. “Dananya belum ada. Alat-alat juga hangus, jadi belum bisa produksi lagi,” keluh Sumarmo.

Baca juga:  Bali Kembali Catatkan Belasan Orang Terkonfirmasi Positif COVID-19

Ternyata, gudang yang terbakar itu baru setahun ditempati. Sebelumnya, Sumarmo membuat usaha serupa di lingkungan Watubuncul, Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri. “Setiap hari, saya mengolah bahan kerupuk hanya 1 kwintal. Sekarang bingung cari modal,” keluhnya lagi. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *