Murtawan memperlihatkan salah satu karya kerajinan kayu kamboja. (BP/ist)
GIANYAR, BALIPOST.com – Seniman Ketut Murtawan (46). Warga Banjar Celuk, Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar menyulap kayu Kamboja menjadi sebuah karya seni. Hasil karyanya bahkan mencapai ratusan juta rupiah.

Murtawan yang sudah sejak puluhan tahun menggeluti seni patung ini memanfaatkan kayu kamboja berumur ratusan tahun. Ditempat atau show room seni miliknya yang ada di sebelah timur GOR Kapten Dipta Gianyar, Murtawan mengerjakan kayu kamboja yang sudah mati dan kering digarap menjadi patung.

Murtawan mengaku kayu kamboja didatangkan dari perdesaan, seperti dari Karangasem dan Buleleng. Selain itu, juga didatangkan dari Pulau Jawa, Lombok dan Nusa Tenggara Timur. Kayu-kayu ini sebagian sudah mati dan sudah kering.

Baca juga:  Bangli Masih Tambah Korban Jiwa COVID-19, Seluruhnya Meninggal Hari yang Sama di RS Ini

Jenis ukiran kerajinan yang dibuat Murtawan yakni pewayangan yang mengangkat kisah Ramayana, Mahabrata, Pemutaran Mandara Giri, Pandawa Masuk Sorga dan lain-lain. Barang-barang yang dikerjakan sebagian besar merupakan barang orderan dari hotel-hotel berbintang, baik dari Denpasar, Badung dan Ubud.

Selain itu, patung-patung karya Murtawan juga sering diorder oleh bule dan dikirim keluar negeri, seperti Eropa. Hasil kerajinan ini harganya tergantung besar kecilnya produk yang dipesan.

Baca juga:  DPD PDIP Bali Keluarkan Instruksi untuk Kader, Isinya Seperti Ini

Pria ini mengaku tinggi ukiran kayu ini antara 3 meter hingga 6 meter, lebar 80 cm hingga 3 meter. Pengerjaan karya seni ini melibatkan 15 orang tenaga kerja; 12 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

Tukang laki-laki bertugas untuk membuat sket atau “makalin” ornamen, desain, konsep cerita wayang, baik itu Mahabrata, Ramayana sesuai bentuk kayu yang didatangkan dari alam. Setiap kayu memiliki bentuk yang berbeda sehingga karya seni yang dihasilkanpun berbeda-beda.

Setelah semua berbentuk dan sudah jadi, tenaga 3 orang perempuan bertugas untuk menghaluskan yakni mengamplas. Karya seni ukir ini selain atas oderan konsumen, juga terkadang juga dibuat untuk stok barang. Bahkan ada juga konsumen membawakan kayu kamboja yang sudah kering minta agar dibuat ukiran.

Baca juga:  Gede Dana-Artha Dipa Ucapkan Selamat Galungan dan Kuningan

Menurut Murtawan tahap pengerjaan patung ini dari awal hingga selesai antara 1 tahun hingga 2 tahun. Hasil karya penuh artistik, ia jual bervariasi yang paling murah Rp 15 Juta hingga Rp 250 Juta tergantung besar kecil ukuran serta bahan yang digunakan. (Manik Astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *