NEGARA, BALIPOST.com – Obyek wisata baru yang dikembangkan di Jembrana saat ini masih terkendala skill atau kemampuan SDM dalam menangani wisatawan, terutama dari mancanegara. Kendala bahasa dan kemampuan guide yang masih kurang ini diakui sejumlah anggota kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

Atas persoalan itu, sejumlah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sudah terbentuk berharap agar ada pelatihan. Minimal, mereka mendapatkan wawasan dan dasar-dasar menangani wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.

Baca juga:  Jumlah Kunjungan Wisman November 2019, Australia Duduki Posisi Teratas

Di obyek-obyek yang bermula dari partisipasi warga, seperti di Bukit JR, Pancaseming-Batuagung dan Sungai Gelar misalnya, masih terbatas guide yang fasih memaparkan obyek. Ketika ada turis yang datang, praktis terkendala bahasa. Hal serupa juga dialami di Gilimanuk.

Ketua Pokdarwis Gilimanuk, Komang Arimbawa Utama mengatakan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) pembangunan bukan hanya fisik, melainkan juga SDM. Gilimanuk saat ini masih tahap awal dan penataan, sehingga masih banyak yang perlu dibenahi termasuk di kelompok. “Saat ini kami fokus menata internal, bagaimana mengembangkan wisata di desa (Gilimanuk) dan memberdayakan masyarakat,” terangnya ditemui di Museum Gilimanuk.

Baca juga:  Terletak di Antara Pasar Badung dan Kumbasari, Ini Destinasi Favorit Warga Denpasar

Diakuinya saat ini kemampuan masyarakat lokal untuk menjadi guide masih terbatas. Terutama ketika ada wisatawan mancanegara yang berkunjung. Pihaknya berharap ada pelatihan atau magang.

Pihaknya juga mengharapkan agar even-even yang digelar di Gilimanuk, memberdayakan masyarakat lokal. Misalnya saja, untuk kudapan atau makanan, tenda, pengeras suara, panggung dan lain-lain yang sejatinya bisa disediakan masyarakat sekitar. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *