JAKARTA, BALIPOST.com – Hepatitis merupakan penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di dunia. Di Indonesia sendiri berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, sebanyak 7,2 persen penduduk di Indonesia terjangkit virus hepatitis B.
Berkaitan dengan hal itu, Kemenkes terus melakukan berbagai upaya penanggulangan. Kasubdit Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Direktorat P2PML Kementerian Kesehatan, Sedya Dwisangka mengatakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memprioritaskan ibu hamil dalam pengendalian penyakit hepatitis dikarenakan yang paling berpotensi menularkan kepada anak dalam proses persalinan.
Penularan hepatitis yang diakibatkan karena kontak darah antara ibu dan bayi saat proses persalinan mencapai 95 persen. “Dengan risiko ibu yang mengidap Hepatitis B, berisiko menularkan pada si anak karena bayi baru dilahirkan tidak punya imunitas apa-apa. Si anak harus kita proteksi dengan vaksin pasif HbIg dengan dosis tunggal kurang dari 24 jam,” katanya.
Setelahnya, anak juga harus diberikan vaksin hepatitis secara berseri sampai sembilan bulan yakni HB0, HB1, HB2, dan HB3 untuk meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis. Dalam peta jalan pengendalian hepatitis di Indonesia, kata Sedya, pemerintah juga memprioritaskan deteksi dini hepatitis kepada ibu hamil.
Kementerian Kesehatan menargetkan pada 2018 sebanyak 60 persen kabupaten/kota di Indonesia sudah melakukan deteksi dini Hepatitis B dan C. Pada 2019 90 persen kabupaten/kota sudah deteksi dini Hepatitis B dan C, dan pada 2020 sudah mengeliminasi Hepatitis B melalui penularan ibu kepada anak.
Dipaparkan hingga saat ini anggaran untuk pengendalian hepatitis telah disalurkan sebanyak 60 sampai 70 persen kepada pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu dia berharap pemerintah daerah melalui puskesmas dan fasilitas kesehatan lain sudah bisa melakukan program deteksi dini.
“Target sasarannya sebanyak 5,3 juta ibu hamil yang akan dideteksi setiap tahun. Harapannya pada 2030 sudah mengeliminasi Hepatitis B dan C di Indonesia,” katanya. (kmb/balitv)