JAMBI, BALIPOST.com – Keindahan Kerinci sebentar lagi bakal segera bisa dinikmati banyak wisatawan. Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci sedang diupgrade. Pembebasan juga lahan tengah dilakukan untuk memperluas landasan pacu. Bila ini terealisasi, waktu tempuh yang biasanya memakan durasi 5-10 jam bisa dipangkas menjadi 1 jam.

“Kerinci kan sudah ditetapkan sebagai Branding pariwisata Jambi. Kalau sudah ditetapkan seperti itu maka Bandara Depati Parbo harus dikembangkan. Runway diperpanjang, terminalnya juga diupgrade supaya penumpang nyaman,” tutur Gubernur Jambi Zumi Zola di sela pembukaan Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK), Rabu (26/7).

Bandara Depati Parbo yang saat ini memiliki landasan pacu sepanjang 1.800 meter. Dan itu sudah bisa didarati pesawat jenis ATR 72.  Tapi bila ingin didarati pesawat sekelas Boeing, landasan pacu bandara tersebut perlu diperpanjang minimal menjadi 2.600 meter dengan lebar 100 meter.

“Ini akan kami upgrade. Tinggal maskapainya yang perlu ditambah. Sekarang cuma ada Susi Air.  kalau bisa ada dua atau sampai tiga maskapai yang membuka rute penerbangan ke Kerinci,” kata dia.

Baca juga:  Sukseskan ViWI, Kemenpar Gandeng Blue Bird

Dari paparan Zumi Zola, Bandara Depati Parbo Kerinci itu tinggal proses di daerah untuk perluasan landasan pacu (runway). Selanjutnya sudah jadi komitmen Kementerian Perhubungan untuk fasilitas pendukungnya.

Bupati Kerinci Adirozal mengatakan, Pemkab Kerinci siap melakukan upaya pembebasan lahan jika Kementerian Perhubungan komitmen dalam pengembangan bandara tersebut.

“Saat ini Bandara Depati Parbo dalam tahap pembebasan lahan. Ada 30 hektar yang sedang dibebaskan tahun 2017 ini. Insya Allah tahun 2018 bisa selesai. Prinsipnya jangan sampai ada yang dirugikan,” kata Bupati.

Bila ini terealisasi, waktu tempuh wisatawan ke Kerinci dan sekitarnya bisa lebih cepat. Wisatawan tak perlu lagi tersiksa dengan jalur darat yang sangat lama. Sekedar gambaran, destinasi Kerinci selama ini bisa ditempuh dengan menggunakan jalur darat dengan waktu tempuh dari Kota Jambi ke Kerinci dan Kota Sungaipenuh mencapai 10 jam.

Sedangkan waktu tempuh dari Padang, Sumatera Barat ke Kerinci dan Kota Sungaipenuh melalui Pesisir Selatan mencapai 5 jam. Akses jalan Kota Jambi – Kerinci dan Kota Sungaipenuh serta Padang – Kerinci dan Kota Sungaipenuh pun kurang kondusif karena melewati perbukitan yang rawan longsor.

Baca juga:  Februari, Penyaluran Kredit Perbankan Naik

Bila via udara, waktu tempuhnya hanya 1 jam dari Jambi. Sayangnya, saat ini, baru ada satu maskapai penerbangan yakni Susi Air yang membuka rute penerbangan Jambi-Kerinci dan sebaliknya. Dalam satu pekan frekwensinya hanya ada dua jadwal penerbangan yakni Selasa dan Kamis. “Saya yakin setelah bandara dikembangkan, banyak maskapai yang akan terbang ke Kerinci. Kerinci pun bakal makin ngehits di kalangan wisatawan,” ungkap Bupati.

Hal itu ikut diamini Menpar Arief Yahya. Menteri asal Banyuwangi itu sadar betul bahwa critical success factor untuk mengejar target 2017 dengan 15 juta wisman itu ada di air connectivity. Maklum, 80% wisman mengunjungi Indonesia menggunakan penerbangan.

Dengan membangun pariwisata secara bergotong royong, berbagi peran, dan maju bersama dalam kebersamaan, dia yakin wisata Kerinci bakal makin berkibar di level dunia. “Ini sangat bagus. Ada Kemenhub, Pemrov Jambi, Pemkab Kerinci yang kerja keroyokan. Hasil kerja keroyokan itu akan akan menghasilkan “nada yang indah” jika diharmonisasikan dan disinergikan dengan cantik,” ungkapnya.

Baca juga:  Terus Tancap Gas, Gorontalo Gelar Bimtek Pariwisata dengan Medsos

Contohnya sudah ada. Di Jepang misalnya. Pembangunan bandara dan infrastruktur pendukungnya sukses menaikkan kunjungan turis hingga 50-60% dalam 2 tahun pasca pembangunan. “Ini bukan kata Arief Yahya lho, tapi ini dari data UNWTO,” paparnya.

Ambil contoh Bandara Narita International Airport di Tokyo. Sejak pembangunan runway bandara ini pada tahun 2012-2013, kunjungan wisata ke Jepang naik signifikan dari 8 juta wisatawan, naik 13 juta (2014), dan sekarang sudah mencapai 20 juta. Hal yang sama juga terjadi pada pembangunan Kuala Lumpur International Airport-2 tahun 2014, terminal penumpang-2 utama Incheon Seoul Korea tahun 2011, Changi Int Airport Singapore 2008, pembangunan runway Suvarnabhumi Bangkok dan re-opening Don Mueang 2009 di Thailand.

“Langkah Gubernur Jambi sudah tepat. Mengembangkan konektivitas udara lewat semangat Indonesia Incorporated. harmoni dan sinergi bukanlah pilihan, tapi sebuah keharusan. Harmoni dan sinergi adalah kunci sukses kita. Salam Wonderful Indonesia,” ungkap Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *