MAGELANG – Borobudur International Festival (BIF) 2017 di Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah benar-benar memikat banyak negara. Dalam malam pembukaan, Jumat (28/7), tari-tari tradisional dari berbagai negara ikut ditampilkan.

Tarian yang dipertunjukan antara lain dari Jepang, China, India, dan Indonesia sendiri. Tata panggungnya sangat megah dengan latar belakang monumen candi Borobudur. Ditambah koreografi yang apik dari para seniman, tamu undangan dan masyarakat yang hadir malam itu pun ikut larut dalam beragam keseruan acara yang ditampilkan.

Beberapa tokoh yang hadir antara lain Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, tokoh masyarakat, dan puluhan seniman Borobudur.

Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengatakan, BIF merupakan event yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik, ke candi Borobudur dan sekitarnya.

“Candi Borobudur adalah magnet pariwisata Indonesia yang luar biasa. Pemerintah berkomitmen bahwa candi Buddha terbesar di dunia ini akan menjadi destinasi yang bisa mendatangkan wisatawan lebih banyak. Tujuannya agar target kunjungan 2 juta wisman ke candi Borobudur pada tahun 2019 bisa tercapai,” ujar Esthy, Jumat (28/7).

Baca juga:  Sales Mission Raih 7.424 Calon Wisman, Kemenpar Siapkan Tahap II Australia

Esthy menyebutkan, BIF 2017 merupakan event empat tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata di Candi Borobudur. Berbagai kegiatan seni, budaya, pameran produk unggulan dan kuliner ada di event ini. Tidak hanya pertunjukan seni dan budaya, tapi juga seminar dan berbagai pelatihan peningkatan sumber daya manusia pariwisata.

“Harapan kami BIF dilaksanakan lebih cepat, kalau bisa setahun atau dua tahun sekali. Kegiatannya bisa terjadwal sehingga sangat membantu buat untuk mempromosikan. Mereka (wisatawan) juga menyusun rencana untuk berkunjung itu yang penting,” kata Esthy.

Apalagi, lanjut Esthy, Badan Otorita Borobudur sudah diresmikan dan saat ini sedang dalam proses assesment pengurusnya. Sehingga diharapkan pula kegiatan pariwisata di candi Borobudur bisa lebih ditingkatkan lagi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik keinginan Kemenpar untuk menjadikan BIF sebagai event tahunan. Menurutnya, kegiatan ini memang dinilai positif untuk peningkatan pariwisata Indonesia, khususnya Jawa Tengah.

Baca juga:  Seratusan Perusahaan akan Relokasi Investasi ke Indonesia

“Kalau ini menjadi acara rutin tiap tahun, kita akan siapkan dengan baik, mungkin dengan karnaval, dengan pelibatan seni budaya dan hasil-hasil karya dari Jawa Tengah sehingga bisa mempromosikan Jawa Tengah ke dunia internasional,” kata Ganjar.

Ganjar setuju Candi Borobudur dijadikan pusat kegiatan pariwisata. Sebab, sudah diakui bahwa candi peninggalan abad ke 8-9 ini telah menjadi ikonnya Jawa Tengah.

“Kami mendorong karena sebentar lagi badan pengelolanya jadi, sudah ditetapkan, sekarang sedang menyiapkan rencana kerjanya. Borobudur hari ini sudah terkenal, Borobudur hari ini sudah punya sejarah yang panjang, publik sudah tahu tapi kalau dibuat event di dalamnya lebih meriah,” tukas Ganjar.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai, BIF sebagai sarana untuk mem-branding Candi Borobudur sebagai magnet utama destinasi Joglosemar dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Jateng dan Yogyakarta. Lalu untuk mendukung target kunjungan 15 juta wisman pada 2017 ini dan 20 juta wisman pada 2019 mendatang.

Menpar Arief Yahya juga mengapresiasi konsistensi event BIF 2017 yang memasuki tahun keempat  ini. “Kita telah meluncurkan branding 10 destinasi seperti Joglosemar dengan brand  ‘Java Cultural wonders’. Sub-brand destinasi pariwisata ini akan memperkuat positioning dari master brand Wonderful Indonesia,” kata  menteri asli Banyuwangi itu.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Harian Nasional Masih di Tiga Ratusan Orang

Sub-brand  sembilan destinasi lainnya yaitu Medan dengan tagline Colorful Medan, Kepulauan Riau dengan Wonderful Riau Islands, Jakarta dengan Enjoy Jakarta, Bandung dengan Stunning Bandung, Banyuwangi dengan Majestic Banyuwangi, Bali dengan Bali the Island of Gods, Lombok dengan Friendy Lombok, Makassar dengan Explore Makassar, dan Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat dengan Coral Wonders .

Arief juga berharap event BIF 2017 berdampak pada ekonomi masyarakat. Bisa berdampak positif pada ekonomi masyarakat dan menumbuhkan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata dan budaya.

“Setiap event pariwisata harus berdampak ekonomi secara signifikan pada  masyarakat setempat. Dalam tiga hari penyelenggaraan BIF 2017, tingkat hunian hotel diharapkan akan meningkat, begitu juga homestay, dan penginapan akan kebanjiran tamu. Penjual cinderamata, pemandu wisata, maupun pedagang akan sibuk melayani tamu,” kata Menpar Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *